Jakarta –
Apakah Anda sering mengalami nyeri tulang atau benjolan pada persendian? Kondisi ini seringkali diabaikan dan dianggap hanya sebagai efek samping. Padahal, itu bisa menjadi tanda awal kanker tulang yang patut Anda waspadai.
“Kanker tulang bisa dimulai dengan rasa sakit yang progresif, baik yang semakin parah, atau semakin sering dan parah di malam hari. Batu akan tumbuh dengan cepat, dalam beberapa minggu hingga bulan,” kata dokter spesialis tulang belakang, konsultan onkologi dan rehabilitasi di Mayapada Tangerong Hospital Dr. Ewan Setiawan, titik (K).
Dalam beberapa kasus, patah tulang yang terjadi secara tiba-tiba tanpa benturan terlebih dahulu atau dengan kekuatan yang kecil dapat menyebabkan nyeri mendadak pada anggota tubuh, sehingga membuat tulang yang mengandung sel kanker menjadi lebih lemah. Selain itu, pasien mungkin mengeluh kelelahan, penurunan berat badan tanpa alasan yang jelas, dan kehilangan nafsu makan.
Secara khusus, kanker tulang merupakan jenis kanker yang ditandai dengan tumbuhnya sel-sel abnormal pada tulang. Menurut asalnya, kanker tulang terbagi menjadi dua jenis, yaitu kanker tulang primer dan sekunder, kata Dr. jelas Evan.
Kanker tulang primer disebabkan oleh pertumbuhan sel-sel tulang yang tidak terkendali, biasanya merupakan jenis osteosarkoma yang terjadi pada tulang panjang di dekat persendian seperti lutut, pinggul, dan bahu. Kondisi ini sering dialami oleh anak-anak dan remaja serta usia paruh baya. Sementara itu, kanker tulang sekunder disebabkan oleh sel kanker dari organ lain yang telah menyebar (metastasis) ke tulang seperti kanker payudara, prostat, paru-paru, ginjal, kelenjar tiroid, ovarium, dan kanker lainnya, yang biasanya terjadi pada orang berusia di atas 45 tahun. tua. . Riwayat kanker pada organ lain.
Konsultan ortopedi dan rehabilitasi Mayapada Hospital, Jakarta Selatan, dr M Rizki Adhi Primputra, SPOT (K) menjelaskan, penyebab pasti kanker tulang belum diketahui, namun ada faktor risiko penyebab kanker tulang seperti kelainan genetik. Riwayat kanker internal, atau penyakit tulang tertentu seperti penyakit Paget. Untuk memastikan kanker tulang ini, diperlukan pemeriksaan termasuk pencitraan dan pemeriksaan fisik.
Tes pencitraan untuk menentukan lokasi, ukuran, dan penyebaran kanker tulang meliputi rontgen, CT scan, MRI, PET scan, dan scan tulang.
Sedangkan biopsi dilakukan untuk mengetahui jenis sel kanker dengan mengambil sampel jaringan kanker, baik dengan jarum (pemeriksaan fisik) maupun pembedahan (biopsi terbuka).
“Jika hasil tes sudah memastikan diagnosis kanker tulang, maka langkah selanjutnya adalah menentukan stadium kanker tulang tersebut,” kata dr Rizki.
Dokter juga akan mempertimbangkan lokasi kanker, ukuran, kecepatan pertumbuhan kanker, jumlah tulang dan tempat yang terkena, serta apakah kanker telah menyebar (metastasis) ke paru-paru dan/atau kelenjar getah bening dan area lainnya. Setelah stadium tubuh ditentukan, dokter segera merancang rencana perawatan yang sesuai.
Menurut dr M. Hardian Basuki, SPOT (K), konsultan ortopedi dan rehabilitasi Mayapada Hospital Surabaya, ada 3 metode pengobatan dalam pengobatan kanker tulang, yaitu terapi sistemik (kemoterapi/terapi target), terapi cahaya ( terapi cahaya), dan pembedahan. Dr Hardian mengatakan, terapi sistemik dapat berupa kemoterapi atau terapi target, biasanya untuk mencegah penyebaran tumor dan kanker tulang. Ini dilakukan sebelum dan sesudah operasi untuk menghancurkan sel.
Pada saat yang sama, terapi radiasi jarang digunakan untuk kanker tulang primer, terapi ini dilakukan setelah operasi jika hasil operasi tidak dapat mengangkat seluruh jaringan kanker, atau dalam kasus kanker tulang yang terlalu besar dan pembedahan tidak memungkinkan. Namun pada kanker tulang sekunder, terapi radiasi berperan penting dalam mengurangi penyebaran lokal dan mengurangi rasa sakit.
“Pada saat yang sama, operasi kanker tulang merupakan prosedur utama yang bertujuan untuk mengangkat seluruh atau sebanyak mungkin jaringan kanker,” kata dr Hardian.
Ada dua jenis operasi. Pertama, amputasi atau amputasi yang mengangkat seluruh tulang yang terkena kanker, termasuk anggota tubuh (lengan atau tungkai).
Kedua, operasi hemat organ untuk mengangkat jaringan kanker tanpa mengorbankan sisa organ yang tidak terkena tumor.
Dr. “Pada operasi limb-sparing, kanker tulang diangkat dan kemudian tulang dibangun kembali sehingga tidak perlu dilakukan amputasi,” kata dr Hardian.
Pencangkokan tulang (prostesis besar) atau rekonstruksi biologis dilakukan dengan menggunakan metode yang berbeda. Selain memperbaiki penampilan, operasi pelestarian anggota tubuh juga menjaga fungsi anggota tubuh pasien sehingga pasien dapat tetap bekerja secara normal dengan menggunakan anggota tubuhnya dan menjaga kualitas hidupnya semaksimal mungkin dibandingkan dengan amputasi.
Namun, operasi hemat anggota tubuh hanya dapat dilakukan dalam situasi dimana tumor belum menyebar, pembuluh darah utama dan saraf bebas dari sel tumor, dan sebagian besar jaringan otot masih dapat dipertahankan. Oleh karena itu, ketika gejala kanker muncul, sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter spesialis onkologi, seperti Rumah Sakit Moho Sot, pusat kanker yang berstandar internasional dalam layanan pencegahan, diagnosis, pengobatan, dan perawatan pasca kanker.
Pusat Onkologi Mayapada Hospital dilengkapi dengan Dewan Tumor yang memberikan rencana pengobatan kanker yang efektif, dan tim Navigator Pasien yang terdiri dari tim medis berpengalaman yang mendampingi pasien melalui setiap tahapan pengobatan. Konsultasi dengan para dokter Mayapada Hospital Cancer Center dapat dilakukan melalui aplikasi Mayapada Hospital MyCare, untuk akses cepat nomor antrian dan transaksi layanan aktual melalui berbagai metode pembayaran.
Tips kesehatan dan informasi promosi layanan terkini di Mayapada Hospital dapat Anda temukan pada aplikasi MyCare pada fitur Artikel dan Tips. Saat pertama kali mendaftar MyCare, unduh aplikasi MyCare dari Google Play Store dan App Store untuk mendapatkan poin reward yang dapat digunakan untuk mendapatkan diskon layanan di Rumah Sakit Mo Mo So. Saksikan video “Video: Dear para orang tua, penting ngobrol dengan anak lho!” (hnu/ega)