Jakarta –

Kasus pornografi mendalam terungkap di sebuah sekolah di Singapura. Polisi sebelumnya telah menyelidiki sejumlah foto bugil siswa Singapore Sports School (SSP) yang dibuat dan dibagikan oleh siswa lain.

Kepala sekolah Ong Kim Soon mengatakan pada Selasa (11/12/2024) pihaknya mengetahui kejadian tersebut. Termasuk mulai membuat dan menyebarkan foto palsu atlet pelajarnya.

“Sekolah tidak menerima perilaku berbahaya seperti itu,” jelas Ong Kim Soon.

“Pihak sekolah telah memulai penyelidikan dan mengajukan laporan polisi. Karena penyelidikan polisi masih berlangsung, kami belum bisa memberikan informasi lebih lanjut,” jelasnya.

CNA awalnya mengidentifikasi foto-foto tersebut sebagai foto telanjang palsu yang dibuat dengan kecerdasan buatan (AI).

Polisi mengkonfirmasi kepada CNA bahwa laporan telah diajukan dan penyelidikan sedang dilakukan. Pihak sekolah tidak memberikan rincian tentang sifat gambar tersebut.

Inisiasi kasus

Dalam pesan WhatsApp kepada orang tua yang dilihat oleh CNA, pihak sekolah mengatakan polisi telah memperoleh tautan situs web yang terkait dengan kasus tersebut.

Mereka mengasosiasikan penyebaran pornografi “dalam” dengan sejumlah keuntungan, yakni uang. Akhirnya polisi mencoba membantu menghapus gambar-gambar tersebut dari situs-situs tersebut.

Berdasarkan pesan tersebut, seluruh siswa yang terlibat diwawancarai oleh polisi dan ponsel serta perangkat lainnya disita untuk pemeriksaan forensik. Menghukum para penjahat

Sekolah juga mengumumkan bahwa tindakan disipliner telah dimulai terhadap beberapa siswa, termasuk larangan hukuman cambuk dan olahraga, skorsing dari sekolah, praktik dan asrama.

Ayah korban mengatakan dia mengetahui masalah tersebut pada hari Senin ketika dia menghubungi pelatih putrinya. Orang tuanya kemudian bertemu dengan guru kelas putri mereka.

Menurutnya, kejadian tersebut bermula pada bulan Juni ketika sekelompok anak laki-laki mulai membuat dan menyebarkan gambar-gambar cabul teman sekolahnya.

Dia mengatakan dia tidak yakin berapa banyak siswa yang terlibat, tetapi menambahkan secara spesifik. “Itu adalah sekelompok besar orang, bukan hanya satu atau dua orang,” dia bersaksi.

Dia berkata: Pelaku menggunakan WhatsApp untuk berkomunikasi. Ada dua kelompok, kelompok pertama membuat foto, sedangkan kelompok kedua membagikannya.

Berikutnya: Video Laporan Orang Tua Lapor Polisi “Kasus Flu Singapura Meningkat di RI, Ini yang Perlu Anda Ketahui!” Jam (Rendah/Tinggi)

By admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *