Jakarta –
Miftah Maulana Habiburrahman alias Gus Miftah mengundurkan diri sebagai Utusan Khusus Presiden. Namun, hal ini semakin viral di Malaysia karena Perdana Menteri Anwar Ibrahim disebut-sebut sebagai contoh negatif yang patut menjadi pelajaran untuk mencegah hal tersebut terjadi di Malaysia.
Gus Miftah mengundurkan diri di tengah kontroversi penghinaan terhadap penjual es teh dengan nama kasar. Video tersebut beredar luas, sehingga memicu seruan agar video tersebut dihapus dari berbagai pihak.
“Usai salat, muhasabah dan istihoroh, saya putuskan mengundurkan diri dari jabatan utusan khusus presiden untuk kerukunan umat beragama dan pembangunan sarana keagamaan,” kata Gus Miftah di Sleman, seperti dilansir detikYogja, Jumat (12/06/2021). ). 2024).
Sementara di Malaysia, kontroversi Gus Miftah semakin ramai diperbincangkan. Sebelumnya, video Gus Miftah memanggil manusia es viral di media sosial Negeri Jiran dan menjadi perbincangan netizen Malaysia.
Demikian disampaikan Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim dalam acara resmi di General Council, kompleks Kementerian Keuangan Malaysia. Video Anwar Ibrahim mengomentari Gus Miftah pun viral di Malaysia dan Indonesia.
“Ini contoh sikap sombong, sombong, kadang bukan dari orang yang tidak tahu agama.” Orang yang paham agama, yang bicara tentang Islam, syahadat, shalat, sunnah, tapi kalau mengucapkan kata-kata itu bisa (bisa) dan saya merasa aneh,” kata Anwar Ibrahim, Malaysia Gazette dan Malaysia Tribune.
Video ini mendapat banyak komentar dari masyarakat Malaysia dan Indonesia di media sosial. Netizen Malaysia menilai betapa buruknya kejadian sang khatib menghina penjual teh.
“Ini yang terburuk, kafe menghargai orang,” kata @talunombo_badarroedin
Adam dan sains harus bersatu, kata @haizadking
“Menurutku orang yang paham agama harusnya tahu bagaimana menjaga perkataannya ❤ semoga Allah ﷻ melindungi ustad kita yang selalu membawa nama baik akidah Islam ❤,” kata @maianovias.
“Negara bikin malu. 😢,” kata @ajenghartomo asal Indonesia.
Tonton video “Anggota DPR PKS Tanggapi Gus Miftah: Pejabat Publik Harus Paham Etika”:
(biaya/permintaan)