Batavia –

Nama Gunung Balease belum banyak diketahui orang. Namun gunung tersebut belakangan menjadi populer menyusul kisah tiga pendaki asal Tasikmalaya yang dikabarkan hilang di sana.

Tiga pendaki asal Tasikmalaya, Tantan Trianasaputra Avem (56), Maman Permana Leneng (49) dan Yudiana Mindo (46), yang melakukan ekspedisi bertajuk ‘Jarambah QC Ewako Koroue’24, Toelangi – Balease – Kabentonu’.

Pendakian ketiga gunung tersebut awalnya direncanakan selama 10 hari. Namun bekal disiapkan hingga 16 hari, sehingga pendakian cukup untuk 21 hari 20 malam.

Penatua Tantan juga mengatakan bahwa banyak kesulitan dalam mendaki ketiga gunung tersebut. Banyak pohon tumbang

Salah satu kereta timnya menemukan banyak pohon tumbang. Keadaan ini membuat mereka kesulitan, padahal mereka sudah menyiapkan cara untuk membuka gergaji tersebut.

Selain pohon yang meranggas, pohon yang tumbuh cepat juga menjadi kendala dalam pendakiannya.

“Ada satu hal di jalan itu, banyak pohon yang tumbuh, apalagi yang kecil-kecil, rotan cepat tumbuh seperti pakis. Yang kedua, banyak pohon yang tumbang. Parang saja tidak cukup untuk menebang, tapi perlu gergaji juga,” katanya. . Saya baru menghubungi detikTravel pada Rabu (4/12/2024).2. Liar

Selama pendakian, mereka juga bertemu dengan hewan seperti lebah dan ular. Meskipun lebah bertanduk tidak memiliki alat penyengat, mereka menemukan daerah berlumpur. Tentu saja area mata juga menunjukkan targetnya

Ketika lebah menemukan segitiga tersebut, mereka segera belajar mengolahnya dengan garam.

“Untuk main segitiga, garam harus ditinggikan sekitar 2 meter. Kita bisa lari dan berjalan di garam. Kita baru dapat informasinya nanti,” ujarnya.

Kemudian dia menemukan lubang ular hijau yang seharusnya menjaga sarangnya. Untungnya para pendaki berhasil menjauh dari batas kemampuannya.3. Waktu dan fitur

Selain itu, kondisi cuaca dan kontur pegunungan menjadi kendala besar.

Jadi ada tanaman yang tumbuh, ada yang roboh di sana, ada serangga, ada lebah, ada ular, lalu ada hujan. Ini menghambat perjalanan saya,” katanya.

Bentuk pegunungannya sangat sulit. Dijelaskannya, ketiga gunung tersebut masuk dalam 7 Jalur Panjang Indonesia atau tujuh gunung terjauh Tanah Air.

Tidak hanya lama, pendakiannya juga tidak mudah. Ia menemukan begitu banyak tanjakan terjal dan lembah yang dalam dan tak terduga

“Di bawah jurang mungkin ada 4 atau 5 titik, padahal di atas tanah ada jet dan lumut. Nah, tantangannya, karena lintasan yang panjang pasti ada kendalanya,” ujarnya.

Saya juga menyarankan untuk tidak mendaki terlalu jauh bagi pemula. Menurutnya, pendaki memerlukan pelatihan dan dukungan khusus untuk menyelesaikan ekspedisi ini. Saksikan video “Video: Alasan Pendakian Gunung Arjuno-Welirang Ditutup Mulai November” (wkn/fem)

By admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *