Jakarta –
Komite kongres Amerika Serikat (AS) mendukung teori bahwa laboratorium menyebabkan pandemi COVID-19.
Dalam sebuah laporan yang dirilis Senin, Subkomite Terpilih untuk Krisis Virus Corona yang dikendalikan Partai Republik menyimpulkan bahwa virus corona berasal dari kecelakaan laboratorium atau penelitian terkait.
Laporan dua tahun setebal 520 halaman ini mengkaji tanggapan federal dan negara bagian terhadap epidemi, asal usulnya, dan upaya vaksinasi.
“Pekerjaan ini akan membantu Amerika Serikat dan dunia memprediksi pandemi berikutnya, bersiap menghadapi pandemi berikutnya, melindungi dari pandemi berikutnya, dan mencegah pandemi berikutnya,” kata Ketua DPR dari Partai Republik Brad Weinstrup. Surat kepada Kongres, kutipan dari Aljazeera.
Salah satu temuan utama laporan ini adalah Institut Kesehatan Nasional AS mendanai penelitian “fungsional” yang kontroversial, yang dimodifikasi untuk menemukan cara melawan virus, di Institut Virologi Wuhan di Tiongkok.
Kasus pertama COVID-19 teridentifikasi pada Desember 2019 di Wuhan, Provinsi Hubei, Tiongkok. Kota asal virus dianggap yang pertama.
Virus ini dengan cepat menyebar ke seluruh dunia, menewaskan lebih dari 7 juta orang dan mendatangkan malapetaka pada perekonomian global karena banyak negara menutup perbatasan dan memerintahkan lockdown.
Meskipun badan-badan federal AS, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), dan para ilmuwan di seluruh dunia sedang berupaya untuk menentukan asal usul COVID-19, belum ada konsensus yang muncul.
Sebagian besar peneliti percaya bahwa virus ini kemungkinan besar bersifat zoonosis, menyebar dari hewan ke manusia dan menyebar melalui pasar basah di Wuhan.
Namun, Departemen Energi AS menilai dalam laporan intelijen tahun lalu bahwa virus tersebut bocor dari laboratorium.
Temuan departemen ini sejalan dengan Biro Investigasi Federal (FBI) yang mengatakan pada tahun 2021 bahwa virus tersebut kemungkinan besar menyebar karena kesalahan laboratorium.
Komite DPR menjadi yakin dengan teori kebocoran laboratorium setelah bertemu 25 kali selama dua tahun terakhir, meninjau lebih dari 30 transkrip wawancara dan meninjau lebih dari satu juta halaman dokumen. Saksikan video “Peneliti Identifikasi Asal Usul COVID-19” (suc/suc)