Jakarta –
Gejolak tersebut menjadi topik perdebatan terkait pembunuhan seorang ayah yang dilakukan putranya yang berusia 14 tahun. Tak hanya sang ayah, pelaku berinisial MAS juga menyerang nenek dan ibunya sendiri. Sang nenek dikabarkan meninggal dunia dan ibu MAS kini dalam kondisi kritis.
Masih belum diketahui secara pasti apa yang melatarbelakangi MAS bertindak nekat tersebut. Dalam penyelidikan awal, polisi mengatakan MAS mendengar “bisikan tersembunyi” sebelum akhirnya menyerang keluarganya.
Ya, saat pemeriksaan awal, dia merasa tidak bisa tidur, lalu ada yang berbisik-bisik dan mengganggunya seperti itu, kata AKBP Gogo Galesung, Kasat Reskrim Jakarta Selatan.
Psikolog klinis Anastasia Sari Dewey mengungkapkan bahwa “bisikan gaib” merupakan gejala psikosis yang disebut halusinasi pendengaran. Keadaan ini membuat penderitanya sulit membedakan antara apa yang nyata dan apa yang hanya ada dalam pikirannya.
“Mereka berbaur sehingga realitas tidak bisa dipisahkan dan muncul dalam bentuk bisikan, bisa juga dalam bentuk penglihatan dan sensasi lain di panca indera, di kulit, dan sebagainya,” kata Sherry. oleh detikcom pada Senin (12/02/2024).
Sherry menjelaskan, kondisi ini biasanya dikaitkan dengan skizofrenia. Namun, untuk menentukan diagnosis dan pengobatan yang tepat, diperlukan pemeriksaan pasien yang lebih detail.
Menurut Sherry, ada banyak faktor yang menyebabkan seseorang mendengar “bisikan tersembunyi” dan memutuskan untuk mengikuti perintah dari bisikan tersebut. Beberapa faktor penyebabnya antara lain stres berlebihan, trauma, depresi berat, faktor genetik, cedera kepala, dan kelelahan ekstrem.
“Bisa juga karena faktor biologis, seperti terlalu memaksakan diri atau kelelahan sehingga proses berpikir menjadi kacau. Norma dan segala sesuatu yang baik dan benar tidak bisa masuk ke dalam pertimbangan dan pemikirannya, dan dia hanya mendengarkan ketika disuruh,” kata Sherry.
Stres yang berlebihan dan trauma yang mendalam juga dapat berperan dalam situasi ini. Ketika kedua hal ini digabungkan, proses berpikir menjadi semakin kacau dan menimbulkan ilusi atau keyakinan yang salah.
Akibatnya, pasien seringkali berani melakukan tindakan nekat, seperti melukai atau bahkan mencoba membunuh orang lain.
“Kebencian, kemarahan, atau proses berpikir salah yang mengarah pada delusi, atau keyakinan salah bahwa “jika Anda menyelesaikan ini, keadaan Anda akan jauh lebih baik, dll. Sumber masalah Anda adalah apa, dll. ( kita lakukan). “Bukannya membaik, malah jadi masalah baru,” lanjutnya.
Berikutnya: Perhatikan gejalanya
(avk/kna)