Jakarta –
Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan neraca perdagangan Indonesia pada bulan Oktober mengalami surplus. Surplus terjadi karena nilai ekspor melebihi impor.
Nilai ekspor pada bulan Oktober sebesar 24,41 miliar US$, lebih tinggi 10,69% dibandingkan bulan sebelumnya.
“Pada Oktober 2024 nilai ekspor mencapai US$ 24,41 miliar atau meningkat 10,69% dibandingkan September 2024. Nilai ekspor migas tercatat sebesar US$ 1,35 miliar atau meningkat 16,88% dan ekspor gas juga tercatat sebesar US$ 1,35 miliar atau meningkat 16,88%. mencatatkan kenaikan sebesar 10,35% dengan nilai sebesar $23,07 miliar,” kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Amalia Adinggar Widyasanti saat jumpa pers, Jumat. (15/11/2024).
Lanjutnya, peningkatan nilai ekspor pada bulan Oktober terutama didorong oleh nilai ekspor gas dan lemak serta minyak nabati hewani yang meningkat sebesar 52,67%, bahan bakar mineral meningkat sebesar 5,5% dan ekspor alas kaki sebesar 25,87%.
Peningkatan nilai ekspor migas terutama didorong oleh peningkatan ekspor gas yang kontribusinya sebesar 0,68%. Secara tahunan, nilai ekspor pada Oktober 2024 mengalami peningkatan sebesar 10,25%. adalah minyak dan gas pada lemak nabati dan hewani hs15, “mesin dan bagian peralatan listrik, kakao dan hasil olahannya,” ujarnya.
BPS mencatat total ekspor periode Januari hingga Oktober 2024 mencapai US$ 217,24 miliar atau meningkat 1,33% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Ekspor selain migas mencapai US$204,21 miliar atau naik 1,48%, sedangkan ekspor migas mencapai US$13,02 miliar atau turun 1,05%.
Sedangkan nilai impor Indonesia pada bulan Oktober sebesar $21,94 miliar, meningkat 16,54% dibandingkan bulan sebelumnya.
“Pada Oktober 2024, total nilai impor mencapai US$ 21,94 miliar atau meningkat 16,54% dibandingkan September 2024. Impor migas sebesar US$ 3,67 miliar, meningkat 44,98% secara bulanan. Impor nonmigas sebesar US$ 3,67 miliar, meningkat 44,98% secara bulanan. $18,27 miliar meningkat 12,13%,” ujarnya.
BPS mencatat peningkatan nilai impor secara bulanan didorong oleh peningkatan nilai impor gas dan nonmigas yang hanya memberikan kontribusi sebesar 10,05% dan peningkatan impor migas dengan porsi sebesar 6,04%. Secara tahunan, nilai impor pada bulan Oktober 2024 mengalami peningkatan sebesar 17,49%, dimana nilai impor migas meningkat sebesar 14,32% dan impor gas dan nonmigas meningkat sebesar 18,14%.
Neraca perdagangan Indonesia pada Oktober 2024 kembali surplus sebesar $2,47 miliar. Bulan lalu, BPS melaporkan neraca perdagangan Indonesia pada bulan September kembali surplus sebesar $3,26 miliar. Oleh karena itu, neraca perdagangan Indonesia mengalami surplus selama 54 bulan berturut-turut hingga Mei 2020.
(gambar/gambar)