Jakarta –

Replika pedang Harry Potter telah dihapus di Jepang karena melanggar undang-undang senjata yang ketat di negara tersebut.

Mengutip BBC, Jumat (5/12/2024) replika pedang Godric Gryffindor seukuran aslinya, tepatnya sepanjang 86 cm, ditempel di papan pajangan kayu, merupakan salah satu barang yang dijual Warner Bros. Studio Japan LLC.

Penjualannya berlangsung mulai Mei 2023 hingga akhir April tahun ini. Namun, baru pada bulan November pihak berwenang memberi tahu perusahaan tersebut bahwa benda tersebut cukup tajam untuk diklasifikasikan sebagai pedang asli.

Menurut laporan, lebih dari 350 replika pedang Godric Gryffindor terjual dan setiap pedang dijual seharga ¥30.000 (Rs 3,1 juta).

Pedang tersebut dapat dibeli di Warner Bros Studio Tour Tokyo: The Making of Harry Potter, yang akan tayang perdana di Tokyo pada tahun 2023. Tur ini disebut-sebut sebagai tur studio pertama di Asia dan atraksi Harry Potter dalam ruangan terbesar di dunia.

Warner Bros. Studios Japan LLC memposting pemberitahuan penarikan kembali pedang tersebut di situs webnya, mengutip “masalah distribusi di Jepang” dan meminta orang yang membelinya untuk menghubungi mereka tentang “tindakan yang diperlukan, termasuk logistik dan kompensasi.”

Menurut peraturan senjata yang ketat di Jepang, dilarang membawa pisau yang panjangnya lebih dari 6 cm. Pelanggarnya bisa divonis dua tahun penjara.

Replika yang cukup tajam untuk diklasifikasikan sebagai pedang berdasarkan Undang-Undang Pengendalian Senjata Api dan Pedang harus didaftarkan pada pihak berwenang, kecuali pedang tersebut untuk latihan atau hiasan dan tidak dapat diasah.

Tingkat kekerasan di Jepang sangat rendah, meskipun kejahatan bersenjata kadang-kadang terjadi. Tahun lalu, seorang pria berusia 78 tahun ditangkap di Yokohama karena menyerang tetangganya dengan pedang samurai saat bertengkar.

Pada tahun 2017, pedang samurai ditemukan bersama dengan pisau lainnya di kuil Tokyo setelah serangan yang merenggut tiga nyawa. Perburuan Koleksi Harry Potter X Miniso di Central Park” (msl/fem)

By admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *