Jakarta –
Es teh merupakan salah satu minuman yang paling digemari dan digemari oleh masyarakat Indonesia. Akibatnya, hanya sedikit orang India yang memilih membeli es krim untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, baik dengan membeli es krim dalam karton atau gerobak, atau membuka toko es krim sendiri.
Meski terkesan kecil karena hanya menjual minuman ringan, namun ternyata ada salah satu pengusaha sukses yang berbisnis lewat penjualan es krim, yaitu keluarga Sosrodjojo. Kelompok keluarga ini terbukti berhasil mengembangkan perusahaan es krim sederhana di pasaran dan kini telah memiliki beberapa pabrik di Indonesia.
Informasi dari situs resmi Sinar Sosro, Kamis (5/12/2024) keluarga Sosrodjojo memulai usahanya di kota Slawi, Jawa Tengah dengan memproduksi dan menjual teh dengan merek Teh Cap Botol. Tentu saja menjual es krim bukanlah hal yang mudah, hingga kini keluarga tersebut berhasil menjadi satu tim.
Keluarga Sosrodjojo mengalami pasang surut dalam menjalankan perusahaan sejak tahun 1960 dan seterusnya. Saat itu, Soegiharto Sosrodjojo dan saudara-saudaranya pindah ke Jakarta untuk mengembangkan perusahaan dan pembuat teh ternama di Jakarta. Banyak upaya telah dilakukan untuk membagikan teh ini kepada masyarakat.
Saat itu, keluarga Sosrodjojo tak segan-segan mengunjungi pusat-pusat keramaian, termasuk pasar tradisional, untuk berjualan teh. Mereka menyeduh teh di lokasi, meskipun strategi yang diterapkan pada saat itu tidak terlalu berhasil.
Keluarga Sosrodjojo mengubah strategi pemasarannya. Teh tidak lagi diseduh dan disajikan di depan umum, melainkan ditempatkan dalam pot besar dan kemudian diangkut ke pasar dengan truk terbuka. Cara ini juga tidak efektif karena sebagian besar teh yang dibawa sepanjang jalan tumpah.
Namun, secara tidak sengaja muncul ide untuk membawa infused tea ke kantor dan mengemasnya dalam kecap atau botol limun yang sudah dicuci. Ide ini berhasil membantu keluarga Sosrodjojo berjualan es krim.
Baru pada tahun 1969 muncul ide untuk menjual teh siap pakai dalam botol dengan nama Tehbotol Sosro. Nama tersebut diambil dari nama minuman pertama mereka, Teh Cap Botol dan nama keluarga pendirinya, Sosrodjojo.
Tak hanya namanya yang berubah, desain merek teh mereka juga beberapa kali mengalami perubahan. Desain versi pertama muncul pada tahun 1969, kemudian diubah lagi pada tahun 1972, dan pada tahun 1974 versi ketiga masih bertahan hingga saat ini.
Perjuangan tersebut tidak sia-sia, hingga saat ini PT Sinar Sosro telah mempunyai dua belas pabrik yang tersebar di seluruh Indonesia yaitu di Medan, Palembang, Jakarta, Tambun, Cibitung, Ungaran, Gresik, Mojokerto dan Gianyar. Dan pabrik yang memproduksi air mineral Prim-A secara eksklusif yaitu di Sentul, Purbalingga dan Pandaan.
Dalam mengembangkan usahanya, PT Sinar Sosro telah mendistribusikan produknya ke seluruh tanah air melalui kantor penjualan yang tersebar di seluruh tanah air.
Selain di dalam negeri, PT Sinar Sosro juga telah memasuki pasar internasional dengan mengekspor produk ring/wadah kaca ke berbagai negara di Asia, Amerika, Eropa, Afrika, Australia, dan Kepulauan Pasifik.
Saat ini produk yang dihasilkan PT Sinar Sosro tidak hanya Tehbotol Sosro saja, ada juga Produk Teh Sosro, S-Tee, Tebs, Country Choice dan Air Mineral Prim-A.
Seiring dengan perkembangan kegiatan perusahaan, sejak tanggal 27 November 2004, PT Sinar Sosro berada di bawah payung perusahaan induk yaitu PT Anggada Putra Rekso Mulia, Grup Rekso.
Selain itu, keluarga grup ini juga merambah ke industri waralaba yaitu industri es krim sejak tahun 2007. Bisnis waralaba ini dijalankan dengan merek Es Teh Poci dan jumlah teman delapan ribu lebih dari 30.000.000 cangkir per bulan.
Di situs resmi Es Teh Poci, perusahaan ini menawarkan berbagai paket pembelian mulai dari modal Rp 7 juta hingga Rp 19,98 juta. Dengan modal yang cukup, siapa pun bisa membuka kedai es krim sendiri dengan peralatan dan bahan baku yang diperlukan.
Kesuksesan Sinar Sosro tidak lepas dari asal usul keluarga beliau. Soegiharto Sosrodjojo, generasi kedua perusahaan ini, menduduki peringkat ke-10 orang terkaya di Indonesia pada tahun 2009, menurut Forbes. Saat itu, ia mencatatkan $1,2 miliar atau setara Rp 17,13 triliun (kurs Rp 14.275).
Selain keluarga Sosrodjojo, banyak juga grup di Indonesia yang menjual produk es krim. Misalnya saja pendiri Mayora Jogi Hendra Atmadja, pendiri GarudaFood Darmo Putro, dan pendiri Orang Tua Group Chandra Djojonegoro.
Dalam hal ini, Mayora menjual produk beku dengan merek Teh Pucuk Harum, produk dari GarudaFood dan Mountea, serta produk Orang Tua Group dan Teh Gelas. Namun berbeda dengan Sosro yang terlahir dengan menjual es teh, ketiga konglomerat ini memulai bisnisnya dengan menjual produk makanan dan minuman lainnya dan kemudian merambah ke industri teh kemasan. (fdl/fdl)