Jakarta –
Anggota Komisi VII KHRD RI Bambang Haryo Soekartono menilai penilaian Fodor terhadap Bali salah. Namun Bali tidak bisa tinggal diam, apalagi soal transportasi umum.
Panduan perjalanan Amerika Serikat (AS) Fodor’s Travel menobatkan Bali sebagai destinasi yang wajib dikunjungi pada tahun 2025. Pulau ini memiliki beberapa permasalahan akibat pariwisata, kemacetan lalu lintas, sampah dan hilangnya budaya. sedang dihadapi saat ini. Tuhan
Menurut Bambang, tinjauan yang dilakukan Fodor tidak didasarkan pada analisis menyeluruh dan menyeluruh terhadap seluruh indikator penilaian kesesuaian destinasi wisata.
Ada banyak ide atau pedoman berbeda tentang cara mengirimkan penelitian. Jadi hal pertama yang harus dilihat adalah, seperti apa bentuknya? Besar atau kecil,” kata Bambang kepada detikFinance, Selasa (3/12/2024).
Bambang mengatakan, penilaian Fodor yang menyebutkan banyaknya wisatawan asing ke Bali hingga berdampak pada kesejahteraan warga sekitar, tidak tepat.
“Saya kira jumlah wismannya tidak banyak, hanya 4,7 orang. Coba bandingkan dengan Pulau Penang di Malaysia yang jumlah wismannya lebih dari 6 juta orang. Pulau Penang hanya seperlima luas Bali. Luasnya 5.000 ribu kilometer persegi dan dihuni 8,5 juta orang per tahun,” katanya.
Ia mengatakan, yang membedakan Malaysia dan Bali untuk menuju Pulau Dewata adalah penggunaan transportasi. Permasalahan di Bali disebabkan oleh banyaknya wisatawan khususnya wisatawan yang menggunakan mobil pribadi. Menurutnya, membandingkan jalan masuk dengan garasi sudah lama menjadi istilah yang keliru.
Ia juga mengatakan bila perlu sudah saatnya menambah jalan khusus yang menghubungkan tempat-tempat wisata di Bali.
“Bali sebaiknya lebih banyak menggunakan bus angkutan umum untuk menghubungkan tempat-tempat wisata bagi wisatawan, sehingga masyarakat tidak perlu menggunakan mobil pribadi.”
Oleh karena itu, tidak ada alasan bagi Fodor menyebut Bali terlalu sibuk karena masih ada jalur lain yang bisa menghubungkan destinasi wisata. Kalau lebih terkoneksi, Bali bisa memberikan trafik ke destinasi wisata yang lebih banyak, kata Bambang.
Bambang juga tidak setuju dengan buruknya penilaian sampah di Bali. Ia mengatakan, tidak dapat dipungkiri bahwa pantai-pantai di Bali dipenuhi dengan kotoran.
“Lihat total pantai di Bali 633,35 km, 60 persennya bisa dimanfaatkan untuk pariwisata, hanya Pantai Kuta yang menghadapi masalah pencemaran, artinya lebih dari 1 persen pantainya tidak kotor. “Pariwisata meningkatkan kepercayaan masyarakat internasional dan cenderung menurunkan atau menurunkan keberlangsungan pariwisata Indonesia.
Berdasarkan data Dinas Kehutanan dan Lingkungan Hidup Provinsi Bali, jumlah sampah di Bali meningkat pada semester I tahun 2024 dibandingkan tahun 2023. Jadi, jumlah sampahnya mencapai 3.597 ton dalam satu hari. Tahun 2023 menjadi 3.367 ton per hari, sekitar 230 ton. Saksikan video “Luhut Tingkatkan Kualitas Wisatawan Asing dan Perilaku Wisatawan Asing di Bali” (fem/fem)