Jakarta –
Liu Liang, mantan Kepala Bank Sentral China atau Bank of China, divonis hukuman mati pada Selasa (26/11/2024). Liu dijatuhi hukuman mati atas tuduhan korupsi dan rentenir.
Menurut Standar Bisnis; Pada Jumat (29/11/2024), pengadilan di Shandong, Provinsi Jinan, Tiongkok Timur menemukan bahwa Liu telah menerima suap lebih dari $16,8 juta. 266,3 miliar (nilai mata uang 15.860).
Berdasarkan perintah pengadilan, Liu akan kehilangan hak politik seumur hidup dan menyita seluruh aset pribadinya. Setelah itu, seluruh keuntungan ilegal harus disetorkan ke kas negara.
Pengadilan menemukan bahwa Liu memanfaatkan posisinya di Bank Ekspor-Impor Tiongkok dan Bank Tiongkok. dukungan kredit; Karena dia membantu orang lain dalam masalah seperti kolaborasi proyek dan kepegawaian. Sebaliknya, dia menerima suap untuk pekerjaan kotor.
Menurut pengadilan, ia terbukti sengaja memfasilitasi pemberian pinjaman senilai lebih dari 7,2 triliun kepada perusahaan yang tidak patuh dan melanggar hukum. Kerugian utama dari bisnis ini sebesar Rp 418 miliar. Liu adalah bankir terkemuka kedua di Tiongkok yang didakwa melakukan korupsi.
Pada tanggal 20 November, Partai Komunis Tiongkok memecat Lou Wenlong, mantan wakil ketua Bank Pertanian Tiongkok, karena korupsi. Lowe dengan sengaja menolak untuk menyelidiki kasus tersebut dan dinyatakan melanggar kode etik partai. Sebab, mereka mengikuti acara yang dibiayai menggunakan dana masyarakat.
Faktanya, Presiden Tiongkok Xi Jinping telah meluncurkan kampanye antikorupsi besar-besaran sejak berkuasa pada tahun 2012. Lebih dari satu juta pejabat telah didakwa melakukan korupsi, termasuk dua mantan menteri pertahanan dan puluhan pejabat tinggi militer. “Lihat videonya: Pemberantasan korupsi dimulai dari uang” (fdl/fdl)