Jakarta –
Jahe merupakan salah satu rempah yang biasa diolah masyarakat Indonesia dalam makanan, minuman atau bahan masakan. Selain itu, jahe juga dikenal sebagai obat alami alami dengan berbagai nutrisi dan manfaat bagi kesehatan.
Menurut Healthline, jahe mengandung gingerol, senyawa bioaktif utama yang memiliki efek antiinflamasi dan antioksidan kuat. Menurut penelitian, gingerol dapat membantu mengurangi stres oksidatif akibat terlalu banyaknya radikal bebas dalam tubuh.
Jahe sendiri bisa diminum setiap hari namun dalam dosis yang dianjurkan.
Menurut UCLA Health, para ahli merekomendasikan tiga hingga empat gram per hari, namun kurangi menjadi satu gram per hari untuk ibu hamil.
Lantas, penyakit apa saja yang bisa diobati dengan menggunakan jahe?
Jahe mungkin efektif melawan mual, termasuk mual yang berhubungan dengan kehamilan, yang dikenal sebagai mual di pagi hari. Jahe dapat membantu mengurangi mual dan muntah pada orang yang menjalani operasi jenis tertentu dan juga dapat membantu mengurangi rasa mual akibat kemoterapi.
Meskipun secara umum aman, jika Anda sedang hamil, sebaiknya konsultasikan dengan dokter Anda sebelum mengonsumsinya dalam jumlah besar
Osteoartritis (OA) merupakan penyakit sendi degeneratif yang menimbulkan gejala berupa nyeri dan kekakuan sendi.
Sebuah ulasan menyimpulkan bahwa jahe dapat membantu mengurangi rasa sakit dan kecacatan. Menurut penelitian, partisipan mengonsumsi 0,5 hingga 1 gram jahe per hari selama 3 hingga 12 minggu.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa jahe mungkin memiliki sifat anti-diabetes. Sebuah studi tahun 2020 menemukan penurunan signifikan gula darah puasa dan HbA1c pada penderita diabetes tipe 2 setelah mengonsumsi suplemen jahe.
HbA1c sendiri digunakan untuk mengukur jumlah gula yang mengikat dan terakumulasi dalam darah. Jika kadar HbA1c tinggi berarti tubuh tidak dapat menggunakan glukosa dalam tubuh dengan baik akibat kolesterol tinggi.
Tingginya kadar kolesterol jahat (low-density lipoprotein/LDL) diketahui meningkatkan risiko penyakit jantung. Jahe sendiri memiliki khasiat yang membantu menurunkan kolesterol jahat.
Dalam sebuah studi tahun 2022, para peneliti menemukan bahwa konsumsi jahe secara signifikan mengurangi trigliserida dan kolesterol LDL, sekaligus meningkatkan kolesterol HDL (high-density lipoprotein). Bahkan dosis serendah 1.500 miligram per hari tetap efektif untuk penyakit Alzheimer
Banyak penelitian menunjukkan bahwa 6-shogaol dan 6-gingerol, senyawa yang terdapat pada jahe, dapat membantu mencegah penyakit degeneratif seperti Alzheimer, penyakit Parkinson, dan multiple sclerosis.
Stres oksidatif dan peradangan kronis mungkin menjadi pemicu penting penyakit Alzheimer dan penurunan kognitif terkait usia.
Banyak penelitian pada hewan menunjukkan bahwa antioksidan dan senyawa bioaktif dalam jahe dapat mencegah respon peradangan yang terjadi di otak. Hal ini dapat membantu mencegah penurunan kognitif
Jahe dapat membantu mengendalikan gangguan pencernaan dengan mempercepat perjalanan makanan melalui lambung. Dispepsia fungsional terjadi ketika seseorang mengalami gangguan pencernaan dengan gejala seperti sakit perut, kembung, merasa terlalu kenyang, bersendawa, dan mual tanpa sebab yang jelas.
Dalam sebuah penelitian, para ilmuwan menemukan bahwa mengonsumsi olahan jahe dan artichoke sebelum makan makanan utama secara signifikan memperbaiki gejala gangguan pencernaan pada penderita dispepsia fungsional. Tonton video “Video: Penderita Diabetes Disarankan Berolahraga 150 Menit Seminggu” (dpy/kna)