Jakarta –
Ada tiga kejadian besar yang membuat Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) menjadi sorotan publik. Permasalahan tersebut sempat dibahas dalam laporan antikorupsi Kementerian Komunikasi dan Teknologi.
Sebelum berganti nama Kementerian Komunikasi dan Informatika, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Cominfo) pernah terlibat dua skandal besar dalam dua tahun terakhir, yakni kasus korupsi pengadaan BTS Bakti 4G dan proses dasar paket 1. , 2, 3, 4 dan 5 yang pada awal tahun 2023 dibawa ke masa lalu dan nama Menteri Penerangan Johnny G. Plate tersemat pada Bakti Anang Latif.
Setahun kemudian, Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2 Surabaya tumbang setelah terjangkit virus ransomware. Akibatnya, informasi pemerintah ‘menahan staf’ dari akses malware dan ini melumpuhkan layanan publik.
“Pagi ini kita berkumpul di Kementerian Komunikasi dan Teknologi dalam rangka memperingati Hari Perlindungan Kesehatan Sedunia atau Hakordia 2024. Peringatan Hakordia ini merupakan saat dan kesempatan yang baik bagi Kementerian Komunikasi dan Teknologi untuk menegaskan kembali dan memperkuat komitmen kita bersama. tanpa korupsi,” Irjen (Irjen) Kementerian Komdigi, Arif Tri Hardianto di Pusdiklat Komdigi, Jakarta (dikatakan, Selasa (17/12/2024).
Peristiwa besar lainnya terjadi tak lama setelah Presiden Prabowo Subianto menunjuk Meutya Hafid sebagai Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi), polisi menangkap seorang pegawai Komdigi karena melanggar haknya untuk melindungi situs perjudian online. dari mereka. Peristiwa tersebut terjadi pada akhir bulan Oktober 2024.
“Kita dan kita semua tahu bahwa hal ini penting untuk kita lakukan di saat reputasi dan kredibilitas pekerjaan penting kita sedang merosot akibat dua insiden konsumsi keuangan dan satu kasus bencana di bidang pekerjaan umum. back-to-back pada tahun 2023-2024,” jelasnya.
Berdasarkan Hakordia dan kejadian sebelumnya, kali ini para pegawai Komdigi ditanyai komitmen dan persetujuannya terhadap pernyataan antikorupsi tersebut.
Oleh karena itu, strategi yang harus dikembangkan untuk memberantas korupsi adalah strategi baik edukasi, pencegahan, dan strategi penyerangan atau pengendalian, kata Arif.
Irjen Komdigi mengatakan, kerja sama seluruh anggota organisasi diperlukan untuk memberantas korupsi. Untuk itu, dia meminta seluruh pegawai Komdigi keluar dari dunia usaha dengan melakukan tindakan langsung pemberantasan korupsi.
“Kita harus mengikuti visi kita dan menciptakan strategi antikorupsi yang baik. Jadikan kerja sama efektif untuk transparansi, akuntabilitas, buat garis Bea Cukai bekerja pada keadilan dan keadilan, perkuat manajemen kesehatan dan tingkatkan pengetahuan pegawai terhadap korupsi,” ujarnya. menyimpulkan. Simak video “Comdigi, Video Antikorupsi Mutya Hafid: Kita Harus Mau Berubah” (agt/rns)