Jakarta –

Penggunaan platform jejaring media sosial atau pesan instan tidak lepas dari emoji. Karakter visual kecil ini dapat mengubah keseluruhan kalimat menjadi lebih ekspresif.

Diketahui lebih dari 10 miliar pengguna menggunakan emoji setiap harinya. Namun, sebuah perusahaan analisis media sosial baru-baru ini menunjukkan bahwa ada emoji dan akronim internet tertentu yang kini mulai tidak lagi disukai dan bahkan dianggap kuno karena jarang digunakan atau karena mengundang komentar negatif.

Sebuah studi terbaru dari Becextech yang berbasis di Australia telah mengidentifikasi emoji dan akronim terpopuler pada tahun 2024. Penggunaan emoji tersebut juga akan dianggap ketinggalan zaman pada tahun 2025 seiring dengan berkembangnya tren komunikasi digital.

Dilaporkan detikINET di Android Headlines, Selasa (17/12/2024) Becextech melakukan analisis sentimen komprehensif terhadap konten buatan pengguna di platform media sosial X.

Secara khusus, penelitian tersebut mengungkap daftar 10 emoji dan akronim online yang tidak lagi populer. Di bagian atas daftar adalah wajah marah (😡), dan RIP adalah akronim yang paling disukai. Pasalnya, wajah marah banyak dianggap berlebihan, mewakili reaksi berlebihan terhadap ketidaknyamanan kecil. Akronim RIP juga dianggap sering digunakan untuk menunjukkan reaksi lucu atas hilangnya sesuatu yang kini terasa klise.

Di tempat ketiga adalah akronim ‘WTF’ dengan skor 32,2 dan biasanya menyampaikan berbagai emosi seperti tidak percaya, bingung, atau terkejut, tergantung konteksnya. Pengguna media sosial kini berargumen bahwa hukuman tersebut sudah berlebihan dan kehilangan nilai kejutannya.

Di peringkat keempat ada emoji tengkorak (💀) yang diprediksi akan hilang dengan skor 30,1. Emoji tengkorak sering digunakan dalam teks untuk menyampaikan kalimat ‘Aku mati’ untuk menggambarkan jika pengguna menemukan sesuatu yang lucu, namun bisa juga berarti perasaan lelah.

Seperti kalimat di atas, pengguna media sosial mengklaim bahwa emoji ini sekarang digunakan untuk segala hal dan mereka tidak lagi mengomunikasikan tema yang indah, tetapi mereka melakukan devaluasi agar mencerminkan konteksnya menjadi sedikit lucu.

Emoji memohon (🥺) berada di urutan kelima, wajah memohon dianggap sebagai emoji terpopuler kelima dengan skor kepunahan keseluruhan sebesar 29. Meskipun emoji ini digunakan untuk menggambarkan berbagai ekspresi seperti kasih sayang, permohonan, atau sakit hati, itu juga digunakan untuk mengungkapkan perasaan menyenangkan atau genit.

Akronim ‘FOMO’ berada di peringkat ke-6, akronim dari ‘fear of missing out’ merupakan frasa yang dianggap hilang dengan skor 28,4. Mengenai keadaan emosional atau mental kecemasan sosial karena kurangnya peristiwa atau peluang sosial yang diperkuat oleh tren media sosial, pengguna mengungkapkan bahwa meskipun ini adalah ungkapan yang dapat merangkum perasaan banyak orang, namun tidak lagi mengungkapkan emosi melainkan sebuah tren. .

‘SMH’ berada di posisi ketujuh dengan skor kepunahan 26,7. ‘SMH’ yang merupakan singkatan dari ‘menggelengkan kepala’ digunakan untuk mengungkapkan perasaan frustrasi, kecewa, atau bahkan malu, tergantung pada konteksnya, namun pengguna mengklaim bahwa ungkapan ini telah kehilangan maknanya sekarang.

Di posisi ke-8 terdapat ‘IKR’ yang merupakan singkatan dari kalimat ‘Saya tahu kan?’ dengan skor 26,6. Banyak pengguna media sosial kini mempertanyakan apakah frasa tersebut merupakan jawaban yang menarik atau hanya digunakan untuk mengisi kekosongan atau kecanggungan dalam percakapan.

Kemudian di posisi kesembilan ada emoji wajah berpikir (🤔), para pengguna media sosial menyatakan bahwa emoji ini tidak menunjukkan apa yang mereka pikirkan secara mendalam dan maknanya berkurang karena ungkapan tersebut terlalu sering digunakan.

Posisi terakhir adalah emoji ular (🐍) yang juga diprediksi akan hilang pada tahun 2025 dengan skor 26. Emoji ini biasanya digunakan untuk mengungkapkan jika ada sesuatu yang tidak dapat dipercaya atau licik.

Namun, para pengguna media sosial merasa emoji tersebut sudah menjadi ekspresi ‘dasar’ dan tidak lagi digunakan untuk komentar ‘licik’ apa pun.

Tonton video “Video: Remaja di Italia setuju untuk melarang jejaring sosial untuk anak di bawah umur” (jsn/rns)

By admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *