Jakarta-
Nissan dan Honda dikabarkan ingin bekerja sama menghadapi persaingan ketat di industri mobil listrik.
Honda dan Nissan dikabarkan sudah membahas kemungkinan merger. Langkah ini dilakukan di tengah ketatnya persaingan kendaraan listrik, khususnya di Tiongkok. Menurut BBC, kedua perusahaan sepakat pada bulan Maret untuk menjajaki kemitraan strategis dalam kendaraan listrik.
Terkait pemberitaan tersebut, kedua perusahaan masih mempertahankan pernyataan yang sama yang diumumkan pada Maret tahun ini.
“Seperti yang diumumkan pada bulan Maret, Honda dan Nissan sedang menjajaki berbagai opsi untuk kerja sama di masa depan dan membangun kekuatan masing-masing,” kata pernyataan itu.
Saat ini, beberapa pabrikan menghadapi persaingan ketat dari industri otomotif yang beralih dari mesin bensin dan diesel ke kendaraan listrik. Produksi kendaraan listrik di China juga berkembang pesat. Honda dan Nissan tak membantah kabar kemungkinan merger kedua perusahaan. Namun negosiasinya disebut-sebut masih dalam tahap awal dan belum bisa dipastikan akan tercapai kesepakatan.
“Jika ada perkembangan baru, kami akan segera memberitahu pihak-pihak yang berkepentingan,” demikian pernyataan tersebut.
Namun, kemungkinan merger dua perusahaan mobil besar Jepang tersebut diyakini akan memperumit keadaan. Kesepakatan itu pasti akan mendapat sorotan tajam di Jepang dan bisa menyebabkan PHK besar-besaran. Tidak hanya itu, Nissan bisa mengambil risiko memutuskan aliansi dengan mitranya dari Perancis, Renault.
Honda dan Nissan kini bertarung bersaing di China. Keduanya kehilangan pangsa pasar yang sangat besar. Faktanya, sekitar 70% penjualan mobil dunia adalah listrik.
Penjualan gabungan kedua merek ini akan mencapai 7,4 juta pada tahun 2023. Namun, baik Nissan maupun Honda kesulitan bersaing dengan BYD yang pendapatannya tumbuh cukup besar untuk mengalahkan Tesla.
Saksikan video “Chery J6: Mobil Listrik Pertama Indonesia di Jalan” (dry/rein)