Jakarta –
Badan antikorupsi Nigeria telah menangkap sindikat penipuan kripto di negara tersebut dan menggerebek sebuah gedung mahal yang berfungsi sebagai “pusat panggilan” untuk penipuan tersebut.
Dalam penggerebekan tersebut, pihak berwenang menangkap 792 tersangka yang bekerja di “call center”. Sindikat penipuan ini menggunakan romansa dan kemudian memeras korbannya untuk membeli cryptocurrency yang tidak diketahui.
Ratusan tersangka yang ditangkap tidak semuanya merupakan warga negara Nigeria. Ada pula 148 warga negara Tiongkok dan 40 warga negara Filipina. Mereka semua ditangkap di gedung tujuh lantai bernama Big Leaf Building di Lagos, kota terbesar di Nigeria.
Menurut Wilson Uwujaren, perwakilan Komisi Kejahatan Ekonomi dan Keuangan Niger, sindikat penipuan ini menyasar korban dari Amerika dan Eropa. Para penipu ini mencari dan menghubungi korban melalui media sosial dan platform perpesanan seperti WhatsApp dan Instagram.
Cara yang dilakukannya adalah dengan memikat korbannya secara online dan juga menawarkan investasi dengan keuntungan yang menggiurkan. Ketika korban tergoda, mereka terpaksa mengirim uang untuk membeli mata uang kripto palsu atau proyek kripto yang tidak jelas.
“Penjahat dari Nigeria disewa oleh gembong asing untuk menipu korban secara online menggunakan teknik phishing. Sasaran utamanya adalah warga Amerika, Kanada, Meksiko, dan beberapa negara Eropa,” kata Uwujaren.
“Saat warga negara Nigeria mampu memikat calon korban, tugas utama penipuan dilakukan oleh warga negara asing,” imbuhnya dilansir Reuters detikINET, Rabu (18/12/2024).
Uwujaren juga mengatakan, Badan Pemberantasan Korupsi tengah bekerja sama dengan mitra internasional untuk mencari kaitan antara sindikat ini dengan sindikat kejahatan terorganisir lainnya. Ia juga mengatakan sejumlah komputer, telepon seluler, dan kendaraan bermotor disita dalam penggerebekan tersebut.
Tonton videonya: “Video: 147 orang tewas dalam ledakan truk bahan bakar di Nigeria” (asj/afr)