Jakarta –

Gula merupakan sumber energi penting bagi tubuh manusia. Namun, tidak semua gula diciptakan sama. Fruktosa pada buah dan sayur serta laktosa pada produk susu merupakan gula alami yang aman dikonsumsi dalam jumlah sedang. Sebab makanan tersebut juga mengandung serat dan kalsium.

Namun gula tambahan yang sering ditemukan pada berbagai makanan olahan merupakan gula yang sebaiknya dibatasi. Gula tambahan adalah segala sesuatu yang ditambahkan ke makanan untuk mempermanisnya, seperti madu dan sirup maple.

American Heart Association (AHA) merekomendasikan untuk menjaga asupan gula tambahan tidak lebih dari 100 kalori atau 6 sendok teh untuk wanita dan 150 kalori atau 9 sendok teh untuk pria per hari.

Mengonsumsi gula dalam jumlah besar meningkatkan risiko gangguan kesehatan seperti obesitas, diabetes tipe 2, penyakit jantung, kanker, bahkan depresi. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui berbagai gejala yang sering muncul ketika tubuh mengonsumsi terlalu banyak gula. Di bawah ini anjuran kesehatan sehari-hari: 1. Mudah lapar

Nafsu makan yang meningkat adalah salah satu tanda pertama bahwa tubuh mengonsumsi terlalu banyak kalori melalui kelebihan gula.

“(Gula) memuaskan selera, tapi tidak benar-benar mengenyangkan atau mengenyangkan perut kita,” kata Carrie Stoner-Davis, RDN, yang bekerja di Lemond Nutrition di Plano, Texas.

Tanpa cukup protein, serat, dan lemak sehat, yang tidak ditemukan pada sebagian besar makanan olahan asin dan bergula, tubuh dapat membakar gula lebih cepat dan meningkatkan rasa lapar. Pada akhirnya, hal ini dapat menyebabkan keinginan sarapan yang tidak disadari, bahkan kompulsif, kata Jessica Cording, RD, seorang pelatih kesehatan di New York City 2. Mudah tersinggung

Seseorang yang sering merasa murung, cemas, mudah tersinggung atau stres mungkin merupakan tanda bahwa ia terlalu banyak mengonsumsi gula. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa mengonsumsi terlalu banyak gula tambahan dapat memicu peradangan, memperburuk suasana hati, dan menimbulkan gejala depresi.

Cording.3 mengatakan bahwa makanan atau camilan yang tinggi protein, tinggi gula, dan bebas lemak dapat dengan cepat meningkatkan gula darah tubuh, namun saat tubuh terburu-buru memproses semuanya, tingkat energi turun, membuat tubuh terasa lesu dan mudah tersinggung. Dia mudah lelah

Gula mudah diserap dan dicerna oleh tubuh, sehingga jika tubuh terasa lebih lelah mungkin karena banyaknya gula dalam makanan.

“Gula adalah sumber energi yang sangat cepat, jadi tidak peduli berapa banyak Anda makan, dalam waktu 30 menit Anda akan merasa lapar lagi, kekurangan energi, atau mencari lebih banyak energi,” kata Stoner-Davis.4. Kecanduan makanan manis

Jika seseorang mendambakan makanan manis, mereka bisa menjadi kecanduan karena efek gula yang menyenangkan pada otak. Menurut Carding, gula dapat menargetkan jalur kesenangan otak (yang disebut jalur mesocorticolimbic), yang dapat memicu peningkatan apa yang disebut “hormon bahagia”, atau dopamin.

Sederhananya, mengonsumsi gula dapat meningkatkan dopamin, dan menurut penelitian, peningkatan dopamin itu sendiri dapat meningkatkan keinginan akan makanan manis. Kulit berjerawat

Sebuah penelitian menunjukkan bahwa resistensi insulin mungkin berhubungan dengan peningkatan risiko jerawat. Resistensi insulin dapat terjadi ketika hati, otot, dan sel lemak tidak merespons insulin dengan baik, yaitu hormon dalam tubuh yang membantu menjaga kadar gula darah tetap stabil.

Mengonsumsi makanan tinggi gula diketahui menjadi faktor risiko resistensi insulin. Tonton video “Video: Asupan Gula yang Baik Sesuai Usia Anak” (naf/naf)

By admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *