Jakarta –
Anemia defisiensi besi diduga menyebabkan leukemia atau kanker darah. Sebab, kedua kondisi tersebut memengaruhi produksi sel darah dalam tubuh. Apa faktanya?
Dokter spesialis anak dr Wisvici Yosua Yasmin M Sc, SpA membenarkan bahwa hal tersebut hanyalah mitos namun tidak benar. Anemia defisiensi besi merupakan salah satu jenis malnutrisi yang paling banyak terjadi, juga di Indonesia. Ada beberapa jenis anemia gizi, seperti kekurangan asam folat, kekurangan vitamin B12, dan kekurangan zat besi.
“Iya, kekurangan zat besi merupakan bentuk utama dari anemia, yaitu kelompok anemia gizi,” ujarnya dalam konferensi Mom’s Health Corner bertajuk “Peran Zat Besi dalam Perkembangan Kognitif Anak” di Jakarta Selatan, Kamis (12/12). /2024).
Jika anemia gizi terjadi secara terus-menerus atau dalam jangka waktu yang lama, seperti anemia defisiensi besi, maka hemoglobin (Hb) dalam darah menurun. Hemoglobin membawa oksigen dan mengantarkannya ke seluruh sel jaringan tubuh.
Bahkan jika Hb turun, Dr. Wisvici mengatakan bahwa bagian lain dari darah, seperti sel darah putih dan trombosis, tidak boleh menjadi perhatian bagi penderita leukemia, dan saya dipenjara.
“Jadi kalau dikatakan anemia defisiensi besi berubah menjadi leukemia, itu tidak benar, itu hanya mitos,” jelasnya.
Sedangkan leukemia atau kanker darah adalah penyakit yang disebabkan oleh kemampuan sumsum tulang dalam memproduksi sel darah putih karena sel darahnya terlalu besar dan bentuknya tidak normal.
“Leukemia merupakan masalah pada sumsum tulang, dimana sel kanker berasal dari sumsum tulang dan menyebar ke darah,” lanjutnya.
Simak video “Inilah Perbedaan UHT dan Susu Pasteurisasi” (suc/up)