Jakarta –

Anggota Komisi IV Republik Korea menanyakan kepada Badan Pangan Nasional (Bapanas) tentang penurunan jumlah masyarakat penerima bantuan beras pada tahun 2025. Pada tahun 2025, jumlah keluarga penerima manfaat yang diberikan bantuan beras sebanyak 16 keluarga. juta, sedangkan tahun ini 22 juta KPM.

Alex Indra Lukman, Wakil Ketua Komisi IV Republik Korea, menanyakan kemana perginya 6 juta KPM yang tidak lagi menjadi bagian program tersebut. Ia pun menanyakan apakah 6 juta CPM sudah berhasil.

“Kalau kita kaya, angka kemiskinan turun berarti inflasi. Sebaliknya kita masih inflasi, 6 juta itu banyak, itu keluarga, itu tidak benar, itu bukan orang, itu adalah sebuah keluarga, apakah 6 juta orang sudah kaya dan tidak membutuhkan bantuan pangan pemerintah, atau 6 juta lebih tahun ini? Republik Korea Jakarta Pusat.

Belakangan, Anggota Tim PDIP Komisi IV Sonny Danaparamita juga menanyakan soal penurunan jumlah KPM. Penurunan tersebut diduga karena pemilihan umum (pemilu) yang tidak akan dilaksanakan pada tahun depan.

“Karena kalau dikaitkan dengan kesejahteraan sosial, sekarang dikaitkan dengan politik. Nah, semua harus jelas, seperti pertanyaan pemerintah, bantuan 22 juta 30% (penyaluran), kalau program itu akan menggairahkan perekonomian rakyat. Tidak apa-apa penundaan ini, jangan seperti itu,” ujarnya.

Kemudian RI Agus Ambo Jiwa yang tergabung dalam komite IV RDK mengatakan, penyaluran bantuan pangan berupa beras tidak mencapai target di lapangan. Dia mengungkapkan, ada pegawai negeri sipil (PNS) yang mendapat bantuan.

“Ini perlu pendataan karena berdasarkan pengalaman kami, ketika kepala desa mengumpulkan data, lawan politiknya tidak diikutsertakan,” ujarnya.

Menanggapi hal tersebut, Ketua Bapanas Arif Prasetyo Adi menjelaskan bantuan sembako untuk masyarakat miskin yang disalurkan di bangsal 1 dan 2. Jadi jangan ragu untuk mempertimbangkan pengurangan KPM pada bantuan beras. Program Pangan Gizi (MBG).

“Ada program MBG 82 juta, ada bantuan pangan, ada bantuan pangan khusus untuk stabilisasi beras karena pasokan gizi gratis ditingkatkan,” ujarnya.

Arief menjelaskan, tujuan subsidi beras sekaligus menstabilkan pasokan dan harga beras di masyarakat. Program ini disebut mampu menekan inflasi pangan di Indonesia.

“Angka inflasi yang rendah itu antara lain 0,89 persen, angka inflasi bulan Maret 8%, lalu dikatakan angka inflasi tinggi, makanya harus diturunkan. Angka inflasi pemerintah 2,5 persen. Plus minus 1%, hari ini 1,71% masih bertahan. perbedaannya,” ujarnya.

Simak juga videonya: Sinergi Pentahelix Bapanas dalam Program Pangan Gratis

(adalah / gambar)

By admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *