Jakarta –

Baru-baru ini, tiga pendaki asal Tasikmalaya menghilang di Gunung Balis. Luwu Utara, Sulawesi Tengah, ia sempat hilang selama beberapa hari. Dan akhirnya mereka ditemukan dalam keadaan selamat.

Detikcom merangkum kronologi keseluruhan pada Senin (12/2/2024) sejak ketiga pendaki senior kehilangan kontak hingga tim SAR.1 menemukan mereka dalam keadaan selamat

Ketiga pendaki tersebut adalah Tantan Trianasaputra Avem (56), Maman Permana Leneng (49) dan Yudiana Mindo (46), semuanya berasal dari Jarambah QC Tasikmalaya.2. Pendakian ini bersifat eksplorasi.

Ketiga pendaki senior Jarambah QC Tasikmalaya pada 6 November berangkat dengan nama ‘Jarambah QC Ewako Koroue’24, Toelangi – Balease – Kabentonu’.

“Pada kegiatan Jarambah QC Ewako Koroue’24 ini kami memaparkan action plan (ROP) pendakian Gunung Toelangi (3.016 mdpl), Gunung Balease (2.894 mdpl) dan Gunung Kabentonu (2.886 mdpl) di Pegunungan Koroue, Kabupaten Luwu. .Provinsi Sulawesi Utara,” tulis tim dalam ROP yang telah mereka persiapkan sebelum perjalanan.

Nampak dari informasi bahwa ekspedisi atau pendakian yang mereka lakukan adalah menjelajahi atau mencapai tiga puncak di Pegunungan Karoue. Ekspedisi ini bukanlah pendakian biasa. Karena rencananya mereka akan melakukan pendakian dan penjelajahan selama 10 hingga 11 hari.

Sesuai rencana perjalanan (Itinerary perjalanan) yang telah disiapkan berangkat dari Tasikmalaya pada Rabu, 6 November. Kemudian pada Jumat, 8 November, mereka mulai melakukan pendakian. Kemudian, pada Senin, 18 November, mereka berencana mencapai Base Camp Ulusalu dan mengakhiri ekspedisinya.

Namun kenyataannya, perjalanannya tertunda. Hingga Minggu (24/11/2024), keberadaannya belum diketahui. Kehilangan kontak3. Tim SAR menemukannya aman.

Tim SAR berhasil menemukan ketiga pendaki tersebut pada Senin (25/11/2024). Ketiganya ditemukan selamat di pos keempat jalur pendakian Gunung Balease, namun Tan Tan mengalami patah kaki.4. Tim merasa tidak tersesat dan melanjutkan perjalanan.

Tan Tan, salah satu dari tiga pendaki, berkata. Pada dasarnya mereka hanya kehilangan kontak dan tertunda karena berbagai kendala. Ditemukan saat pendakian, Tantan pun tak merasa tersesat. Meskipun ia mengakui bahwa pada satu titik ia dan timnya sudah berada dalam lingkaran tersebut.

“Awalnya kami kehilangan kontak dan mengira kami tersesat. Meskipun kami akan pulang, kami tahu sebelumnya bahwa ini akan terlambat. Kami juga bertemu dengan tim SAR di jalur resmi pendakian. Tidak keluar jalur,” kata Tantan pada acara Syukuran di Gedung Kesenian Kota Tasikmalaya, Minggu (1/12/2024).

Namun, Tantan mengaku perjalanannya meninggalkan banyak cerita, kenapa tidak? Pendakian yang diperkirakan memakan waktu 10 hari, ternyata memakan waktu 21 hari 20 malam.

Tantan mengatakan banyak tantangan yang menyebabkan timnya tertunda. Mulai dari serangan lebah, ular, tanah longsor, hingga pohon tumbang.

Di beberapa titik mereka keluar dari jalan setapak dan berkeliling. Itu juga melingkar. Seperti yang dialami Maman di pos ke-6, ia mengitari area tersebut. Tantan pun mengalami kondisi angin puyuh di sekitar pos ke-4.

Hambatan yang terus menerus ini membuat mereka hanya akan mencapai puncak pada hari ke 14.5, menciptakan strategi bertahan hidup.

Saat itu, Tantan dan timnya mulai menggunakan beberapa strategi bertahan hidup. Dari menangani sesuatu hingga menggunakan keterampilan navigasi. Hingga pemisahan tim

Tim berpencar, Tantan sendiri yang mengikuti di belakang, sedangkan Yudiana dan Maman berjalan lebih dulu. Meninggalkan jejaknya pada Tantan, langkah ini merupakan bagian dari strategi bertahan hidupnya. Pasalnya saat itu gerak-gerik Tantan sedang lesu akibat cedera kakinya.

“Pemisahan adalah bagian dari strategi. Karena kebiasaan merangkak Kakiku juga terluka. Jadi kalau teman-teman yang lain menyusul di belakang Saya merasa kasihan pada mereka. Kami memiliki keterampilan bertahan hidup dan navigasi. Kalaupun aku tinggal sendiri, aku lebih menyukainya,” kata Tantan.

Lokasi Maman dan UD dan Tantan berjarak sekitar 15 jam.

“Maman dan UD ketemu tim SAR jam 16.00. Kalau besoknya ketemu jam 08.00,” kata Tantan 6. Kecelakaan itu menjadi berita nasional.

Ketiga pendaki tersebut mengaku tidak menyangka apa yang mereka alami akan menarik perhatian begitu banyak orang.

“Kami tidak menyangka penyebarannya akan sebesar ini. Namun kami ingin mengucapkan terima kasih kepada semua orang atas bantuan mereka. Kami juga mohon maaf atas segala kesalahannya. Kami tidak ingin menimbulkan kegaduhan,” kata Tantan.7 bersiap berangkat ke Aceh.

Ketiga pendaki senior tersebut pun mengaku tidak menyerah, bahkan mereka berencana kembali melakukan ekspedisi atau pendakian ke wilayah Aceh.

“Iya jangan khawatir, tahun depan kita ke Aceh,” kata Tantan.

Tonton video “Hilang 3 Hari, Pendaki Jepang Mayat ditemukan di Pakistan” (sym/sym)

By admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *