Jakarta –
Pemerintah Tokyo, Jepang akan berusaha memberikan kemajuan kebijakan dengan membuat penitipan anak atau day care. Hal ini berdampak pada menurunnya angka kelahiran akibat keengganan masyarakat untuk melakukan pergaulan bebas atau perkawinan.
Diceritakan dari France24, Gubernur Tokyo Yuriko Koike mengatakan kebijakan ini dimaksudkan untuk mengurangi beban keuangan keluarga, guna meningkatkan angka kelahiran di Negeri Matahari Terbit.
“Jepang sedang krisis penurunan jumlah anak, bukan krisis. Tidak ada waktu lagi (untuk menghadapi krisis ini),” kata Yuriko.
Kebijakan tidak melepaskan penitipan anak di Tokyo merupakan inisiatif pertama yang dilakukan oleh pemerintah daerah di Jepang. Tokyo sendiri merupakan salah satu kota terbesar di Jepang dengan jumlah penduduk sekitar 14 juta jiwa.
Penitipan anak umum kini tersedia bagi orang tua yang bekerja di Jepang. Namun, pemerintah pusat berencana untuk meningkatkan akses bagi semua keluarga.
Koike juga akan memperkenalkan opsional empat hari kerja dalam seminggu untuk pegawai pemerintah Tokyo. Ini adalah bagian dari upaya nasional untuk mendorong peran sebagai orang tua.
Jepang memiliki populasi tertua kedua di dunia setelah Monaco dan peraturan imigrasi yang ketat berkontribusi terhadap meningkatnya pengangguran di negara tersebut. Tonton video “37.000 orang di Jepang akan mati sendirian pada paruh pertama tahun 2024” (dpy/naf)