Bali –
Molly, seekor gajah betina di Bali Zoo, ditemukan mati setelah terseret arus Sungai Voss di Gianyar, Bali pada Senin (16/12). Untuk mencegah hal tersebut terulang kembali, Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bali telah melarang penyeberangan sungai saat cuaca buruk.
Jangan sampai terjadi lagi. Jangan sampai gajah-gajah itu menyeberangi sungai, tegas Kepala BKSDA Bali Ratna Hendratmoko, Selasa (17/12/2024).
Moko mengatakan, kejadian tersebut merupakan kejadian pertama sepanjang sejarah konservasi dan merupakan kejadian luar biasa. Oleh karena itu, pihaknya melarang segala bentuk kegiatan yang melibatkan penyeberangan sungai, terutama sebagai bagian dari kesadaran lingkungan.
“Gajah mempunyai sifat yang sangat unik, kadang tenang dan kadang liar. Kalaupun dilatih, jiwa jenakanya akan keluar begitu melihat air. Mungkin itu yang dialami Molly si gajah sekian lama. Situasi baru saja tiba .” Di sisi lain, ia terdesak naiknya air sungai Voss di tengah kawasan wisata. Moko menjelaskan.
Moko juga meminta Bali Zoo memindahkan aktivitas interaksi gajah ke kawasan yang lebih aman. Dia menegaskan, interaksi dengan gajah harus diminimalkan saat cuaca buruk.
Berdasarkan data BKSDA Bali, terdapat 85 ekor gajah di Bali, 15 ekor di antaranya ditempatkan di Bali Zoo. Gajah merupakan hewan yang dilindungi undang-undang dan milik negara. Kebun Binatang Bali hanya mempunyai hak asuh saja.
“Jadi kami akan bergantian melaporkan kejadian tersebut ke pusat,” jelasnya.
Manajemen Bali Zoo melalui Bagian Humas Emma Chandra menyatakan kesediaannya untuk mematuhi penilaian BKSDA Bali. Emma mengatakan, keluarga Bali Zoo sangat berduka atas meninggalnya Molly yang berasal dari Waikambasi, Lampung dan menjadi bagian Bali Zoo sejak 2013.
Dua ekor gajah, Tina dan Moly, sedang menyeberangi sungai bersama mahoutnya saat kejadian itu terjadi. Tina berhasil sampai ke sisi lain.
“Namun, karena Morley bergerak perlahan dan arus meningkat, dia akhirnya tersapu sungai,” ujarnya.
Emma menambahkan, penyeberangan secara umum aman karena perairannya sangat dangkal. “Setiap hari airnya hanya setinggi lutut dan jaraknya tidak lebih dari 10 meter. Namun saat kejadian, air datang tiba-tiba dan besar sekali,” ujarnya.
Selain melarang penyeberangan sungai, BKSDA juga meminta Bali Zoo memperkuat upaya pengurangan bencana untuk mencegah kejadian serupa di kemudian hari.
__________
Artikel ini dimuat di detikBali
Saksikan video “Video Penilaian BKSDA Bali Zoo Setelah Molly Si Gajah Berlayar Jauh” (wkn/wkn)