Jakarta –
Amerika Serikat telah merevisi definisi makanan sehat yang selama ini digunakan. Versi tersebut akhirnya menghapus jenis makanan tertentu.
Food and Drug Administration (FDA) menerapkan definisi ini dalam upaya mencegah penyakit kronis yang dapat dicegah dengan gaya hidup. FDA saat ini sedang mengembangkan label kemasan untuk ukuran makanan “sehat”.
“Penyakit yang berhubungan dengan pola makan, termasuk penyakit jantung, kanker dan diabetes, adalah penyebab utama kecacatan dan penyakit di Amerika Serikat dan berkontribusi terhadap angka harapan hidup terendah di Amerika di antara negara-negara berpendapatan tinggi,” kata seorang pejabat senior. FDA dikutip Jim Jones, Sabtu (21/12/2024) Science Alert.
“Klaim kesehatan telah diperbarui untuk memastikan konsumen memiliki akses terhadap informasi nutrisi pada label makanan yang lebih lengkap, akurat dan terkini,” ujarnya.
Berdasarkan aturan baru, makanan yang diberi label “sehat” harus mengandung satu atau lebih kelompok makanan yang direkomendasikan dalam pedoman diet FDA. Kelompok makanan tersebut antara lain sayuran, protein, produk susu, atau biji-bijian.
Selain itu, produk tersebut juga harus mengandung lemak jenuh, natrium, dan gula tambahan di bawah batas yang ditentukan.
Claudine Kavanaugh dari FDA mengatakan revisi tersebut menekankan bahwa tidak semua lemak berbahaya bagi kesehatan.
“Ketika peraturan awal diperkenalkan pada tahun 1990-an, peraturan tersebut berfokus pada pengurangan lemak total. Saat ini, fokusnya adalah mengurangi lemak jenuh sambil mengakui manfaat lemak sehat,” kata Kavanaugh.
Alpukat, kacang-kacangan, biji-bijian, ikan berlemak tinggi, telur, dan minyak zaitun termasuk di antara makanan yang dinilai “sehat”. Saat ini, makanan seperti permen batangan, sereal sarapan, yogurt, atau minuman buah yang tinggi gula tidak lagi dianggap “sehat”.
FDA belum memberikan batas waktu pasti kapan label tersebut akan mulai berlaku. Kavanaugh berharap aturan ini akan memudahkan masyarakat dalam menentukan pilihan makanan sehat.
“Label baru ini akan berfungsi sebagai sinyal cepat bagi konsumen, termasuk mereka yang tidak mengetahui fakta nutrisi, untuk mengidentifikasi makanan yang merupakan dasar dari pola makan sehat.” “IDAI bilang makanan bergizi gratis: Rp 7.500 bisa menghasilkan 3 butir telur” (avc/up)