Jakarta –
Presiden Prabowo Subianto membuat Capital Improvement Ratio (ICOR) Indonesia relatif tinggi. Nilai yang tinggi tersebut menunjukkan bahwa investasi di suatu negara tidak efisien karena biaya ekonomi yang tinggi menggerus modal para pelaku usaha.
Prabowo mengatakan ICOR Indonesia saat ini berada di angka 6%. Angka tersebut lebih tinggi dibandingkan beberapa negara di kawasan Asia Tenggara yang berada pada level 3-5%.
“Dalam menilai perekonomian kita ada tolok ukurnya yang disebut ICOR. Rating ICOR kita adalah 6, sementara beberapa negara tetangga kita mempunyai rating ICOR 4 atau 5. Artinya, kita dianggap kurang efisien dibandingkan beberapa negara tetangga kita. Faktanya, inefisiensi diperkirakan mencapai 30%.
Prabowo mendorong pemerintah pusat dan daerah untuk mewujudkan pemerintahan yang bersih melalui berbagai upaya. Salah satunya adalah tata kelola pemerintahan yang baik, pemanfaatan teknologi dan keberanian menegakkan hukum.
“Mewujudkan pemerintahan yang bersih melalui segala upaya termasuk tata kelola pemerintahan yang baik, kepemimpinan yang baik dalam segala aspek dan pemanfaatan teknologi.” Tentu pada akhirnya kita harus berani menegakkan hukum,” kata Prabowo.
Dalam hal pemanfaatan teknologi, Prabowo berharap e-katalog atau aplikasi belanja online versi 6.0 dapat mengurangi inefisiensi. Keberadaannya merupakan upaya transparansi, efisiensi dan kecepatan.
“Kami berharap dengan menggunakan e-katalog kita dapat mengurangi inefisiensi ini. Jadi sekali lagi saya ucapkan terima kasih kepada semua pihak,” imbuhnya. (membantu)