Jakarta –
ASI merupakan makanan terbaik untuk bayi. Namun, ada kalanya menyusui tidak bisa dilakukan ketika ibu atau anak sedang mengalami gangguan kesehatan. Jika sudah demikian, pemberian susu formula menjadi salah satu pilihan untuk membantu perkembangan bayi Anda.
Susu bayi mempunyai kandungan yang berbeda-beda. Artinya, orang tua harus cermat dalam memilih susu formula terbaik yang sesuai dengan kondisi anaknya. Dengan demikian, kebutuhan nutrisi anak dapat terpenuhi serta terdukung tumbuh kembangnya.
Ada beberapa cara yang bisa dilakukan saat memilih susu formula, menurut Healthline: 1. Bahan susunya
Ada susu formula dengan kandungan protein standar atau lengkap. Susu jenis ini tidak memecah protein. Seperti jika keluar dari sapi atau kedelai.
Protein ukuran penuh pada daftar bahan biasanya diberi label dengan susu tanpa lemak, isolat protein susu, atau komponen protein susu atau protein susu sapi, atau “isolat protein kedelai” dalam formula kedelai. Ada juga susu formula dengan protein terhidrolisis parsial, artinya dipecah menjadi ukuran lebih kecil, kira-kira seukuran protein ASI.
Dalam daftar bahan, Anda akan melihat tulisan “terhidrolisis sebagian” di depan protein. Karena protein yang terhidrolisis sebagian memerlukan lebih sedikit pencernaan untuk diserap, protein ini mungkin merupakan pilihan yang baik untuk beberapa bayi atau anak-anak yang merasa tidak nyaman mencerna protein berukuran besar atau yang memiliki riwayat masalah pencernaan.
Karbohidrat
Laktosa merupakan sumber karbohidrat dalam ASI, dan semua bayi sehat dapat mencerna laktosa. Jika bayi sehat baru pertama kali diberi susu formula, disarankan untuk memulai dengan susu formula berbahan dasar laktosa sambil memantau perkembangannya.
Ada alasan mengapa beberapa bayi tumbuh subur dengan susu formula bebas laktosa. Bayi yang lahir prematur atau dengan saluran pencernaan yang belum matang dan teriritasi mungkin menghasilkan lebih sedikit enzim pencerna laktosa.
Bayi yang baru sembuh dari diare atau bayi yang telah lama mengonsumsi susu formula rendah laktosa mungkin juga memiliki lebih sedikit enzim pencerna laktosa dan mungkin lebih nyaman dengan susu formula rendah laktosa.
Jika laktosa dihilangkan dari susu formula, karbohidrat lain harus ditambahkan untuk memastikan bayi mendapat cukup energi dari karbohidrat. Hanya ada dua karbohidrat lain yang cukup kecil untuk dicerna bayi dengan baik, yaitu sukrosa (gula meja) dan glukosa2. Kondisi anak
Jika anak Anda mengalami refluks asam atau gumoh kronis, Anda harus mempertimbangkan susu formula tinggi. Protein susu dibagi menjadi dua kategori, whey dan kasein. Protein susu tetap cair di perut, sehingga lebih cepat keluar dari perut.
Orang tua juga dapat mempertimbangkan susu formula kental untuk mengatasi refluks asam.3. izin BPOM
Seperti halnya produk lainnya, tentunya memilih susu formula yang mendapat lisensi dari Food and Drug Administration (FDA) adalah cara yang paling aman.
Susu formula tidak selalu cocok untuk bayi, bahkan ketika bayi memiliki alergi terhadap protein susu, kolik, gas atau masalah khusus lainnya, ibu dapat memperhatikan kondisi bayi saat diberi susu formula.
Hal-hal yang perlu diwaspadai saat anak mulai mengonsumsi susu formula baru adalah: perubahan pola tidur, perubahan feses, rewel di siang hari, muntah-muntah.
Jika gejalanya terus berlanjut, segera hubungi dokter anak Anda untuk meminta nasihat.
4. Kemungkinan alergi
Menilai risiko alergi bayi terhadap susu formula tentu penting dilakukan. Jika Anda mengalami reaksi alergi, seperti ruam kulit, kemerahan pada kulit, muntah atau diare, jangan lanjutkan pemberian susu formula dan segera hubungi dokter.
Dalam hal ini, dokter mungkin merekomendasikan susu formula yang diformulasikan khusus, seperti susu formula yang sangat terhidrolisis atau asam amino. Susu jenis ini masih berbahan dasar susu sapi, namun kandungan proteinnya telah diubah sehingga tidak menimbulkan alergi.
Selain itu, hindari memberikan susu nabati lain yang hanya berasal dari tumbuhan, seperti susu kedelai, susu beras, dan susu almond, baik kepada anak normal maupun anak yang alergi susu sapi. Pasalnya, nilai gizi susu jenis tersebut belum mampu memenuhi kebutuhan gizi anak.
Tonton video “Respon ILKI terhadap larangan diskon formula” (naf/up)