Jakarta –
Kelompok produk berkualitas tinggi akan menerima pajak pertambahan nilai (PPN) yang lebih tinggi mulai tahun 2025, termasuk produk perikanan berkualitas tinggi. Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) memastikan kenaikan cukai sebesar 12% tidak akan berdampak pada kebutuhan kelautan Indonesia.
Pejabat Khusus Menteri Kelautan dan Perikanan Bidang Humas dan Komunikasi Doni Ismanto mengatakan produk premium tersebut ditujukan khusus untuk produk dan segmen pasar tertentu. Contoh perikanan utama termasuk salmon, trout, tuna sirip biru, rajungan, dan kepiting salju.
“Produk ini sebagian besar diekspor karena tidak ada barangnya di perairan Indonesia,” kata Dhoni seperti dikutip di akun Instagram resmi @kkpgoid pada Jumat (20/12/2024).
Doni menjelaskan, impor ikan salmon dan trout ke Indonesia pada periode Januari-November 2024 mencapai 8,55 ribu ton dengan nilai 66,63 juta dolar. Kemudian menurut jenis kepiting raja dan kepiting salju mencapai 1,24 ribu ton dan nilainya 11,43 juta dolar.
Meski sebagian produk perikanan Indonesia masih diimpor, Dhoni menegaskan hal tersebut tidak mempengaruhi posisi Indonesia sebagai eksportir. Pasalnya, nilai ekspor produk perikanan Indonesia jauh lebih tinggi dibandingkan nilai impor produk perikanan.
Data Januari-November 2024 menunjukkan nilai ekspor hasil perikanan Indonesia meningkat menjadi 5,38 miliar atau 5,09%. Sedangkan ekspor barang turun 22,69% menjadi 0,47 miliar dolar. Omsetnya sebesar 4,91 miliar dollar AS atau meningkat 8,8% dibandingkan periode yang sama tahun lalu, jelas Dhoni.
Melihat informasi tersebut, Dhoni berharap pemberlakuan PPN 12% pada hasil budidaya perikanan tidak mempengaruhi permintaan hasil perairan di masyarakat. Ia juga mengatakan produk perikanan mempunyai segmen pasar tersendiri, seperti halnya industri perhotelan.
“Kami yakin hal ini tidak akan mempengaruhi kebutuhan penangkapan ikan di seluruh lapisan masyarakat, karena sebagian besar pelanggan penangkapan ikan berkualitas tinggi memiliki pasarnya sendiri, misalnya industri perhotelan, makanan, dan komunitas langka lainnya. mempunyai tujuan tertentu untuk meningkatkan kualitas kesehatan,” kata Dhoni. (acd/acd)