Jakarta –
Zat besi merupakan mineral penting yang tidak dapat diproduksi sendiri oleh tubuh. Oleh karena itu, mengonsumsi makanan kaya zat besi adalah satu-satunya cara untuk melengkapi asupan mikronutrien tersebut. Ketika kebutuhan zat besi tubuh tidak terpenuhi maka tubuh akan mudah merasa lelah.
Sebab, manfaat zat besi adalah mendorong pembentukan hemoglobin pada sel darah merah, yang berfungsi mengangkut oksigen ke seluruh jaringan tubuh. Ketika tubuh kekurangan zat besi, jumlah hemoglobin yang dihasilkan menurun. Kondisi ini disebut anemia defisiensi besi.
Dokter Spesialis Anak dr Wisvici Yosua Yasmin M.Sc, SpA menjelaskan, zat besi sangat penting ketika cadangan zat besi dalam tubuh anak mulai menurun. Ini terjadi pada usia sekitar 6 bulan.
Usia 6 bulan merupakan titik persimpangan dimana simpanan zat besi yang diterima ibu selama hamil mulai berkurang, sehingga kebutuhan yang didapat dari makanan meningkat sebesar 0,3 gram per hari sebelum 6 bulan pada usia 11-11 tahun. 12 gram sehari,” ujarnya, Kamis (19/12/2024) di Mom’s Health Corner “Peran Zat Besi dalam Perkembangan Kognitif Anak”.
Fungsi zat besi memberikan kontribusi terhadap tumbuh kembang anak, termasuk perkembangan kognitif. Zat ini memperlancar pergerakan otot-otot bicara dan otot-otot bicara. Oleh karena itu, kata Dr Wisvici, bisa dibayangkan jika anak mengalami kekurangan zat besi, hal ini justru dapat mempengaruhi tumbuh kembangnya.
“Jadi harusnya terjalin koneksi atau komunikasi, ini bisa jadi terlambat terjalinnya,” kata Dr Wisvici.
“Perlu diingat bahwa 1.000 hari pertama atau sejak kehamilan hingga tahun kedua kehidupan merupakan masa emas dimana perkembangan sel saraf, otak, dan otak itu sendiri sangat pesat, sehingga jika jendela ini dilewatkan, keterlambatan Mungkin terjadi dalam pengembangan diri.
Pencegahan anemia dapat dilakukan dengan suplementasi atau dengan mengonsumsi makanan kaya zat besi.
Ada beberapa makanan yang tinggi zat besi, kata Dr Wisvici. Salah satunya adalah hati ayam. Per 100 gram hati ayam mengandung 10-11 gram zat besi.
Bagi para orang tua yang ingin memberikan daging ini bisa memasaknya hingga matang.
“Jadi makan hati yang banyak sehari sudah cukup untuk bayi kita belajar MPASI,” imbuhnya.
Selain hati ayam, daging merah seperti daging sapi juga tinggi zat besi. Berbeda dengan ayam, zat besi tidak setinggi di hati.
“Kemudian sayuran yang berwarna lebih gelap. Namun perlu diingat bahwa zat besi dari sumber hewani lebih mudah diserap dibandingkan zat besi dari tumbuhan. Jadi yang paling sederhana adalah daging organik yang memakannya, terutama hati.” “Lihat videonya: IDAI bilang anak obesitas belum tentu sehat” (suc/up)