Jakarta –
Presiden Prabowo Subianto belum meluncurkan lembaga pengelola investasi terkemuka di Indonesia, Daya Anagata Nusantara (Danantara). Istana mengungkap alasan Prabowo tak mau terburu-buru meluncurkan Danantara.
Direktur Kantor Komunikasi Kepresidenan (PCO) Hassan Nasbi mengatakan, Prabowo berharap seluruh proses pembentukan Dhanantara tidak terburu-buru. Setiap orang harus berhati-hati untuk mendapatkan hasil yang baik.
“Presiden bilang kita tidak bisa terburu-buru, karena prosesnya harus dilakukan dulu. Jadi benar, kita harus melakukan prosesnya dengan hati-hati dan hati-hati agar ada hasil yang baik.” . Konferensi Koordinasi Nasional Pemerintah Daerah akan digelar pada Kamis (11 Juli 2024) di Sentul International Convention Center (SICC) di Bogor, Jawa Barat.
Hasan mengatakan, ide membangun Dhanantara juga sudah dilontarkan oleh Prabowo ke pemerintah daerah setempat. Dia mengatakan, Prabowo ingin membentuk lembaga yang bisa mengintegrasikan seluruh aset Indonesia.
Terakhir, beliau menyampaikan gagasan pendirian bukan pendirian dan keinginan kami untuk mengkonsolidasikan seluruh aset menjadi satu kesatuan yang diberi nama Daya Anagata Nusantara disingkat Danantara, kata Hassan.
Hassan mengatakan Danantara akan menjadi operator super seperti Temasek dan GIC Singapura. Formatnya akan menjadi superholding, seperti Temasek atau GIC milik Singapura, katanya.
Direktur Jenderal Badan Pengelola Investasi (BP) Dhanantara Muriaman Haddad sebelumnya mengatakan, pemerintah akan mengubah Peraturan Pemerintah (PP) dan Peraturan Presiden (Perpres) untuk meluncurkan Dhanantara.
Muriaman mengatakan di Istana Kepresidenan Jakarta, “Semua persiapan sedang dilakukan. Sementara ini ada dua perubahan PP. Nanti kita konfirmasi. Intinya dilakukan perubahan PP dan Perpres.” , Kemarin Rabu (2024/6/11).
(hal/fdl)