Jakarta –

Hilangnya jaringan otak merupakan fase alami penuaan. Namun ada beberapa kondisi yang dapat mempercepat proses tersebut, salah satunya adalah penyakit metabolik seperti diabetes tipe 2.

Mereka yang kehilangan sebagian besar materi putih di otaknya memiliki risiko 86 persen lebih tinggi mengalami gangguan kognitif ringan, menurut uji coba selama satu dekade yang dilakukan sejak tahun 1995. Materi putih adalah jaringan yang berisi saraf otak.

Dibandingkan dengan mereka yang tidak memiliki penyakit metabolik, pasien dengan diabetes tipe 2 kehilangan lebih banyak white matter seiring berjalannya waktu. Hal ini menempatkan mereka pada risiko 41 kali lipat mengalami gangguan kognitif ringan.

Jika pasien diabetes juga memiliki biomarker plak amiloid yang berhubungan dengan penyakit Alzheimer, risikonya bisa meningkat hingga 55 persen.

“Temuan ini menyoroti bahwa perubahan volume materi putih berkaitan erat dengan fungsi kognitif pada penuaan, menunjukkan bahwa degenerasi materi putih mungkin memainkan peran penting dalam penurunan kognitif,” kata penulis studi dari Universitas Johns Hopkins, AS, dikutip oleh Peringatan Sains. Jumat (22/11/2024).

Penulis penelitian mengklaim bahwa resistensi insulin berperan dalam pembentukan plak amiloid. Menurut mereka, diabetes dapat menyebabkan patologi penyakit Alzheimer, yang pada akhirnya menyebabkan gangguan kognitif ringan secara dini.

Penelitian jangka panjang ini dilakukan terhadap 185 peserta, sebagian besar berpendidikan perguruan tinggi dan berkulit putih, dengan riwayat keluarga demensia.

Belum jelas apakah temuan ini dapat diterapkan pada populasi yang lebih beragam. Namun, belum ada penelitian sebelumnya mengenai hal ini selama lebih dari sepuluh tahun. Meski kecil, penelitian terbaru ini cukup lama untuk melacak bentuk dan ukuran otak partisipan.

Selama 27 tahun, para ilmuwan secara berkala memindai otak peserta yang sehat secara kognitif. Di akhir uji coba, 60 partisipan mengalami gangguan kognitif ringan dan 8 partisipan lainnya mengalami demensia.

Selama proses pemindaian, para peneliti menemukan bahwa seiring bertambahnya usia pasien, terjadi penurunan materi otak secara normal. Namun khusus untuk white matter, penurunan terbesar terjadi saat peserta memasuki usia paruh baya.

“Meskipun hanya delapan peserta yang mengidap diabetes tipe 2, hasilnya menunjukkan bahwa pengendalian diabetes dapat mengurangi risiko demensia Alzheimer di kemudian hari sebagai faktor risiko yang dapat dimodifikasi,” kata para peneliti.

Beberapa penelitian terbaru, misalnya, menunjukkan bahwa obat-obatan tertentu yang mengobati diabetes tipe 2 mengurangi risiko pasien terkena demensia sebesar 35 persen. Tonton video “Video: Penderita diabetes dianjurkan berolahraga 150 menit seminggu” (avk/naf)

By admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *