Jakarta –

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk menerbitkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) senilai Rp 158,60 juta untuk 3,4 juta pinjaman hingga akhir Oktober 2024. Selain penyaluran KUR, perseroan terus mendorong kualifikasi (update) pelaku UMKM .

Direktur Bisnis Mikro BRI Supari mengusulkan agar tahun depan program penyaluran kredit pelaku usaha (KUR) dibagi dua, yaitu menyemangati semua orang dan memberikan sertifikat kepada pelaku UMKM. Penting untuk menerapkan program yang berbeda dengan mempertimbangkan perbedaan kualifikasi peminjam di setiap negara bagian.

“KUR sebaiknya dimulai dengan program yang berbeda. Menurut saya programnya ada dua, yaitu dalam rangka integrasi dan dalam rangka persiapan wisuda atau sebelum wisuda”, jelas Supari saat diwawancarai tentang sepuluh tahun dukungan KUR kepada pembangunan perekonomian negara melalui dukungan terhadap perusahaan-perusahaan produktif, di Jakarta (13/11) sesuai keterangan tertulis, Jumat (22/11/2024).

Berdasarkan pengalaman BRI dalam menyalurkan KUR, lanjutan Supari, pagu KUR Mikro yang saat ini ditetapkan sebesar Rp 100 juta, seringkali tidak diterima dengan baik oleh kreditur. Sebagian besar peminjam KUR Mikro mengambil pinjaman antara Rp30 juta hingga Rp40 juta.

“Untuk pelaksanaannya agar lebih banyak masyarakat yang mencapainya, pagunya hanya Rp 50 juta.

Biaya bagi pelaku UMKM yang memasuki tahap pra-kelulusan (up to grade) dapat dilihat melalui sistem kredit sederhana. Jika pelaku UMKM melakukan pinjaman dan mampu mencapai Rp 70 juta serta memiliki maksimal 4 pinjaman, maka pelaku usaha tersebut dianggap layak untuk dipromosikan.

“Kalau plafon KUR kurang dari Rp 50 juta, bisa mencapai Rp 70 juta dan bertahan 3-4 siklus, baru siap untuk pinjaman komersial,” ujarnya.

Berdasarkan kajian data BRI dan BRIN, KUR meningkatkan rata-rata rasio utang sebesar 32%-50%. Kini KUR juga bisa meningkatkan keuntungan sekitar 34%-38%. Peminjam KUR juga menghadapi peningkatan biaya melalui unit KUR dan peralatan teknis lainnya. Namun, pengetahuan teknis dapat memerlukan biaya yang besar. Selain itu, perusahaan penerima KUR mempunyai peluang 28% lebih besar untuk memiliki karyawan dibandingkan perusahaan yang tidak memiliki utang KUR.

Sementara itu, Deputi Bidang Koordinasi Perekonomian dan Keuangan Kementerian Perekonomian Ferry Irawan mengatakan, pemerintah bermaksud menyokong KUR untuk mendukung berbagai program dasar yang dikembangkan Presiden Prabowo Subianto.

Dalam beberapa rapat dan rapat kabinet, pemerintah sepakat untuk menggunakan KUR untuk menyelenggarakan beberapa program dasar seperti ketahanan pangan, makanan bergizi gratis, dan perumahan. Oleh karena itu, kami berharap program KUR juga dapat membantu program-program mendesak tersebut, ujarnya.

Ferry menjelaskan, dalam program ketahanan pangan misalnya, secara historis sekitar 30% alokasi KUR digunakan di sektor pertanian. Sedangkan untuk infrastruktur, KUR dapat digunakan untuk keperluan umum pada KUR Mikro dan KUR Kecil.

Untuk Program Gizi Gratis (MBG), KUR Mikro dan KUR Kecil dapat digunakan untuk mendukung pengusaha di bidang usaha makanan dan minuman (catering). Selain itu, KUR juga dapat mendukung petani, peternak, dan nelayan sebagai penyumbang bahan baku utama program tersebut. (akd/akd)

By admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *