Jakarta –
Sebagai generasi muda yang paham teknologi, kita sering kali merasa lebih percaya diri dan lebih siap menghadapi ancaman dunia maya seperti penipuan online. Faktanya, penipuan online bisa menyasar siapa saja.
Umumnya, kebanyakan orang berpikir bahwa hanya orang lanjut usia dan buta teknologi yang bisa menjadi korban penipuan online. Faktanya, generasi muda dan minoritas pengguna perangkat digital juga menjadi korban.
Menurut hasil survei Google terbaru, kelompok usia 25-34 tahun adalah kelompok paling rentan terhadap penipuan online di banyak negara Asia Tenggara. Jadi, apa yang membuat generasi muda yang melek teknologi terjerumus ke dalam penipuan online? Menurut berbagai sumber, diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Mudah ditangani.
Manipulasi emosi seringkali dilakukan oleh para penipu. Faktanya, Orang yang mengetahui banyak hal pribadi dan tidak biasa seperti anak muda mudah dimanipulasi oleh penipu online. Generasi muda khususnya remaja masih dalam proses pencarian jati diri dan pembentukan pola pikir.
Pada titik ini, Curiosity memudahkan mereka untuk dimanipulasi dengan berbagai penawaran atau informasi yang tampak menarik. investasi palsu; Penipu sering mengambil keuntungan dari hal ini dengan menawarkan tawaran menarik, seperti undian, dan bahkan manipulasi psikologis, memikat korban untuk mengirimkan informasi pribadi.
2. Kondisi fisik dan lingkungan
Kondisi fisik dan psikis, serta lingkungan sekitar menjadi faktor yang membuat seseorang lebih rentan terhadap penipuan. Orang yang stres dan kewalahan mungkin tidak dapat berkonsentrasi saat menerima SMS atau panggilan telepon yang mungkin terlihat seperti penipuan.
Penipu juga sering kali mendorong calon korbannya untuk bertindak cepat tanpa berpikir panjang. tanpa peringatan Mereka bahkan menyerahkan informasi sensitif dan uang kepada para penipu.
3. FOMO
FOMO biasa disebut untuk orang-orang yang tidak mau ketinggalan informasi yang sedang tren. Fenomena ini sering terjadi di kalangan generasi muda. Untuk mengikuti tren, generasi muda cenderung sangat aktif di media sosial dan sering kali terpengaruh oleh apa yang sedang populer atau apa yang sedang dibicarakan orang.
Itu adalah investasi. Ini adalah celah yang sering dieksploitasi oleh penipu untuk mempromosikan undian atau peluang bisnis yang menguntungkan. FOMO sering kali mendorong kaum muda untuk mengambil keputusan terburu-buru yang berujung pada penipuan.
4. Berani mengambil resiko.
Bisa dibilang, keberanian mengambil risiko adalah hal yang positif. Namun, Siapa sangka hal tersebut bisa menjadi bumerang? Generasi muda dikenal lebih berani mengambil risiko. Karena rasa percaya diri yang tinggi dan seringkali kurangnya pengalaman hidup; Tidak heran mereka merasa aman mencoba hal baru, meskipun itu melibatkan uang atau informasi pribadi.
Nah itulah beberapa penyebab anak muda terjerumus dalam penipuan. Pada dasarnya penipuan online bisa mengancam siapa saja. Selain itu, ada banyak bentuk penipuan media sosial saat ini. Salah satunya adalah kabar terkini adanya metode penipuan kartu DANA fisik.
Pada unggahan tersebut tertulis informasi syarat dan ketentuan dalam proses pembuatan kartu fisik aplikasi DANA. Bahkan, DANA menegaskan, kartu fisik tidak pernah diterbitkan atau diterbitkan. Oleh karena itu, DANA secara khusus menghimbau pengguna DANA untuk menghindari mode tersebut dengan melakukan tiga langkah berikut.
1. Pengamatan
Jika Anda menerima panggilan atau chat dari nomor yang tidak dikenal atau mencurigakan. Jangan terburu-buru memberikan informasi pribadi atau menyelesaikan transaksi. Pasalnya, para penipu sering kali menyebut korbannya dengan menyamar sebagai pihak yang sah, seperti bank atau organisasi lain, termasuk DANA.
2. Konfirmasi.
Sebelum menjawab pesan atau menerima panggilan telepon atas nama DANA, harap verifikasi keasliannya terlebih dahulu. TIDAK Manfaatkan perlindungan DANA untuk memverifikasi bahwa akun atau link benar-benar terhubung ke DANA. Hindari mengeklik tautan atau memberikan informasi pribadi kecuali Anda yakin sumbernya dapat dipercaya.
3. Laporkan.
Setelah memverifikasi dan menemukan bahwa nomor atau informasi rekening tersebut bukan dari DANA; Segera laporkan hal ini kepada pihak berwajib atau customer service DANA. Dengan cara ini, Anda dapat segera melacak laporan Anda sehingga Anda dapat mengidentifikasi dan menghentikan penipu.
Pastikan juga Anda hanya mengakses informasi melalui platform resmi DANA Indonesia untuk menjamin keamanan transaksi. Jadi tunggu apa lagi? ayo Download dan gunakan dompet digital DANA sekarang! Tonton video “Pakar Mengatakan Dia Belajar Keamanan Siber dari Peretas” (prf/ega)