Jakarta –

Presiden Prabowo Subianto meminta Kabinet Merah Putih mengkaji ulang sistem hak pilih universal langsung yang saat ini diterapkan di Indonesia. Hal tersebut disampaikan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlanga Hartarto dalam pidato peringatan HUT ke-36 Ikatan Emiten Indonesia di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (13/12/2024).

“Pak Presiden minta dicermati apakah pemilu ini model liberal, perlu dievaluasi,” ujarnya.

Airlanga menilai sistem pemilu saat ini terlalu liberal. Ia mengatakan, sebenarnya tidak ada negara yang secara elektoral liberal seperti Indonesia.

“Amerika hanya menggunakan suara elektoral, suara langsung tidak langsung. Kalau kita voting langsung,” ujarnya, Jumat (13/12/2024) pada acara HUT ke-36 Persatuan Emiten Indonesia di Bursa Efek Indonesia, Jakarta.

Ia juga mengatakan, setelah proses pemilu, sudah jelas ada pemenang dalam pemilu. Biasanya, menurut Airlanga, ada proses banding ke Mahkamah Konstitusi (CJ) yang memakan waktu lama.

“Kebiasaan menang masih menunggu. Sebab, ada prosedur tambahan untuk mengajukan kasasi ke Mahkamah Konstitusi. Ini juga membutuhkan waktu. Dan ini dari sudut pandang demokrasi,” ujarnya.

Namun, menurut Airlanga, pada periode pemilu biasanya terjadi peningkatan belanja konsumen atau pembelian barang dan jasa secara keseluruhan.

“Terbukti industri TPT cenderung tumbuh pada triwulan pemilu. “Banyak yang pesan kaos dan bendera,” ujarnya.

Lebih lanjut, Airlanga menyatakan industri otomotif akan mengalami keterpurukan pada masa pemilu. Hal ini disebabkan adanya perubahan perilaku konsumen dalam membeli suatu barang.

Tonton juga videonya: Jualan investor asing jadi salah satu faktornya!

(ed/ed)

By admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *