Jakarta –

Tidak ada habisnya membahas kekayaan hasil laut Indonesia. Salah satunya di Kepulauan Riau tepatnya di Kabupaten Kepulauan Anambas.

Diketahui luas permukaan air di Anambas mencapai 46.033 km2 atau sekitar 98%. Kepulauan Anambas memiliki 255 pulau dan 26 diantaranya berpenghuni. Mata pencaharian sebagian besar masyarakat adalah pada sektor perikanan, khususnya sebagai nelayan.

Salah satu daerah penghasil makanan laut di Kabupaten Anambas adalah Desa Genting Pulur di Kecamatan Jemaja Timur. Kondisi ini juga dimanfaatkan oleh pengusaha sotong sekaligus Kepala Desa Abdurrahman.

“Masyarakat kita sebagian besar, 70% pertama adalah nelayan, ada petani, ada yang PNS, tenaga honorer daerah dan lain-lain. Khusus yang 70% atau nelayan, mata pencahariannya di sektor perikanan,” ungkapnya. Abdurrahman. , bagi detikcom sudah cukup lama.

Gus Dur menekuni usaha sotong ini sejak tahun 2019. Awalnya, ia belajar membuka usaha sotong melalui Badan Usaha Milik Desa (BUMDes).

“Waktu saya belum tahu, belajar beli ikan atau cara beli sotong, di situ (BUMDes) saya punya pengalaman, mulai tahun 2019, sampai sekarang (usaha sotong),” kata Abdurrahman.

Bermodal Rp5 juta, Gus Dur bertekad membuka usaha jual beli sotong. Sekarang, Anda memiliki 5-7 pekerja untuk membantu bisnis Anda.

“Kalau billingnya tergantung cuaca, kalau sebulan Rp 10 juta. Dan saya bilang, kalau minimal Rp 2-3 juta, ini karena cuaca buruk, kami tidak bisa memancing,” imbuh Abdurrahman. .

Kehadiran Internet Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Kementerian Komunikasi dan Digital atau Komdigi (sebelumnya Kominfo) sangat membantu Gus Dur sebagai ‘bos’ nelayan. Dengan internet, Anda bisa memasarkan hasil tangkapan Anda ke luar daerah seperti Tanjung Pinang, Bintan, dan Kota Kijang.

“Mungkin nanti pendistribusiannya sampai ke Singapura,” jelas Abdurrahman.

Tak hanya dimanfaatkan oleh para pebisnis, akses internet yang tersedia mulai tahun 2021 ini juga dimanfaatkan oleh para nelayan. Misalnya, mereka membeli peralatan memancing sotong melalui e-commerce.

“Banyak promosi seperti video yang bisa diperkenalkan di dunia internet. Mereka juga mencari cara menangkap ikan sotong yang terkadang tidak ada di desa kami,” tambah Abdurrahman.

“Mereka bisa mengamalkan ilmu yang ada di internet, dengan membuka halaman web yang ada. Mereka bisa mengamalkannya di lapangan,” lanjutnya.

Meski baru menjabat sebagai kepala desa sekitar sembilan bulan, Abdurrahman berharap internet di Desa Genting Pulur dapat meningkatkan kesejahteraan warga desanya. Baik di bidang perekonomian, pendidikan maupun perikanan.

Harapan saya dengan adanya internet ini BAKTI dapat meningkatkan perekonomian desa saya. Tidak ada lagi yang miskin dengan adanya internet ini, kata Abdurrahman.

Secara terpisah, salah satu warga Sulastry mengaku internet di desanya sangat bermanfaat. Selain bekerja sebagai Kepala Bagian Tata Usaha dan Umum Desa Genting Pulur, Sulastry juga memanfaatkan internet untuk usaha sampingan.

Bisnis sampingan mereka adalah kue dan roti dengan merek KhanajCake. Ibu dua anak ini juga memanfaatkan fitur WhatsApp Stories untuk mempromosikan kue buatannya kepada pelanggan.

Harga kue dan roti yang dijual bervariasi, mulai Rp15 ribu hingga Rp350 ribu. Dalam sebulan, Sulastry bisa mendatangkan Rp 7-8 juta dari penjualan kuenya.

“Bagi saya pribadi, internet sangat bermanfaat. Karena bisnis saya tidak bisa berjalan tanpa internet,” kata Sulastry.

Desa Genting Pulur sendiri dihuni oleh 432 jiwa dengan 136 kepala keluarga. Sekadar diketahui, sejak tahun 2012 hingga saat ini Kabupaten Kepulauan Anamba mendapat bantuan pembangunan tower BTS 29 yang bersumber dari dana USO (Universal Service Obligation).

Detikcom bersama BAKTI Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) melaksanakan program Batas Tapal untuk meninjau pembangunan ekonomi, pariwisata, infrastruktur, dan pemerataan akses internet di wilayah 3T (tertinggal, perbatasan, dan terluar). Nantikan terus berita informatif, inspiratif, unik dan menarik dari program Tapal Batas di tapalbatas.detik.com! Saksikan video “Akses internet memperluas pembelajaran siswa SD di wilayah 3T” (akn/ega)

By admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *