Jakarta –
Perut kembung atau lebih sering disebut kentut merupakan hal yang normal terjadi pada manusia. Kondisi ini menandakan sistem pencernaan bekerja dengan baik.
Dalam keadaan tertentu, seseorang memutuskan untuk menahan diri karena merasa malu jika berada di dekat banyak orang. Namun jika tidak dihilangkan dapat menimbulkan masalah kesehatan yang serius.
Seorang ahli bedah di British National Health Service (NHS), Dr. Karan Rajan mengatakan, kebiasaan menahan kentut bisa menimbulkan akibat yang menjijikkan. Pasalnya, gas yang tidak keluar dari bokong atau bokong bisa masuk ke saluran pernapasan.
“Kentut adalah gas, merupakan akumulasi bahan kimia. “Jika menahan kentut, sebagian uap kentut akan hilang melalui dinding usus besar dan dinding usus dan akhirnya masuk ke aliran darah,” jelasnya seperti dikutip dari Daily Mail.
Dr Rajan mengatakan semua darah akan beredar dan akhirnya mencapai paru-paru. Nantinya, gas buang yang berbau busuk tersebut dihembuskan melalui mulut.
Faktanya, gas kentut akan Anda keluarkan melalui mulut jika Anda menahannya terlalu sering, kata Dr Rajan hilang.
Dalam video terkait kesehatan yang diunggah ke akun Instagram, Dr Rajan mengatakan bahwa gas utama yang ada di usus manusia adalah nitrogen, oksigen, karbon dioksida, metana, dan hidrogen. Semua gas diserap melalui dinding usus ke dalam aliran darah.
Gas-gas ini bersirkulasi dalam aliran darah menuju paru-paru. Kemudian, gas-gas ini akhirnya dihembuskan saat orang tersebut menghembuskan napas.
Proses ini disebut reabsorpsi paru dan dapat menimbulkan sedikit bau pada napas manusia.
Selain itu, menahan kentut dalam waktu lama juga bisa menyebabkan kembung dan mual. Selain itu, gas pada akhirnya dapat keluar melalui kentut yang tidak terkendali sehingga merusak usus.
Pakar kesehatan lainnya, Profesor Clare Collins dari University of Newcastle, menemukan bahwa peningkatan tekanan pada rektum dapat meningkatkan risiko seseorang terkena kondisi menyakitkan yang disebut divertikulitis.
“Kondisi tersebut menyebabkan terbentuknya kantong-kantong kecil di lapisan usus yang meradang,” tulisnya di The Conversation.
Gejalanya antara lain nyeri yang semakin parah setelah buang air besar, sembelit, kembung, dan tinja berdarah, lanjutnya.
Meskipun kembung adalah fungsi biologis yang normal, perut kembung yang berlebihan atau berbau busuk bisa menjadi tanda sesuatu yang lebih serius. Misalnya penyakit radang usus atau bahkan kanker usus besar.
Kembung yang berbau juga bisa menjadi efek samping dari beberapa obat, seperti obat pencahar, statin, antijamur, dan bahkan obat antiinflamasi seperti ibuprofen.
Jika kondisi perut kembung sering berubah, NHS menyarankan untuk segera mencari pertolongan medis. Sedangkan untuk menghilangkan gas berbau, cobalah membatasi porsi makan, minum dan mengunyah makanan secara perlahan, rutin berolahraga, dan minum teh peppermint. Tonton video “Mitos atau Fakta: Minum limun dicampur garam bantu atasi masuk angin” (sao/naf).