Jakarta –

Presiden Prabowo Subianto meminta negara-negara berkembang yang tergabung dalam D-8 fokus menggarap ekonomi biru. Menurutnya, seluruh negara D-8 mempunyai akses terhadap lautan luas mulai dari Samudera Hindia, Samudera Pasifik, dan Laut Mediterania.

Sayangnya, sebagian besar negara D-8 lupa mengoptimalkan sumber daya kelautannya, kata Prabowo.

“Kekuatan besar lainnya yang sering kita lupakan adalah sumber daya kelautan kita bersama. Dengan akses ke lautan utama di dunia, seperti samudera Atlantik, Mediterania, Hindia, dan Pasifik, semua negara D8 mempunyai posisi unik untuk memanfaatkan manfaat dan sumber daya laut biru. ekonomi.” kata Prabowo saat memberikan pernyataan pada KTT D-8 Kairo yang disiarkan secara virtual, Jumat (20/12/2024).

Menurutnya, jika seluruh negara D-8 siap bekerja sama secara erat untuk menggarap sektor maritim, maka potensi ekonominya dinilai sangat besar. Industri perikanan global bernilai sedikit di atas 600 miliar dolar atau Rp 9.720 triliun (kurs Rp 16.200).

“Ini kerja sama yang sangat strategis. Misalnya, total nilai industri perikanan dunia mencapai 600 miliar dolar AS. Kalau kita fokus pada peningkatan ekonomi biru, bisa dibayangkan perekonomian kita akan benar-benar menguat,” kata Prabowo.

Untuk memaksimalkan hal tersebut, Prabowo meminta negara-negara D-8 untuk memperdalam integrasi dan kerja sama ekonomi. Pertama, membuat Preferential Trade Agreement (PTA) antara negara-negara D-8.

“Kita perlu membangun prosedur kepabeanan yang lebih terintegrasi dan sederhana dalam perdagangan antara negara-negara D-8,” kata Prabowo.

D-8 sendiri merupakan kumpulan negara-negara berkembang dunia. Kelompok negara berkembang ini telah ada sejak tahun 1997 dan meliputi Bangladesh, Indonesia, Iran, Malaysia, Mesir, Nigeria, Pakistan dan Turki.

(ACD/ACD)

By admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *