Jakarta –
Ubi jalar merupakan salah satu umbi-umbian yang mengandung berbagai nutrisi penting bagi kesehatan tubuh. Ubi jalar juga rasanya enak. Tak heran jika orang Indonesia banyak menyantap makanan ini.
Menurut Eating Well, sekitar 114 gram ubi jalar berukuran sedang, dimasak dengan atau tanpa kulit, diketahui mengandung nutrisi berikut: Kalori: 103 Karbohidrat: 24 gram (gram) Jumlah Gula: 7 Gram: 4 Gprotein: 2 Glemak: 0 G natrium: 41 miligram (mg) Kalium: 542 mg Vitamin C: 22 mg Vitamin A: 1 100 mikrogram setara aktivitas retinol (MCG RAE)
Namun mengonsumsi ubi jalar dalam jumlah banyak dapat meningkatkan risiko terjadinya berbagai gangguan kesehatan, antara lain sebagai berikut: 1. Meningkatkan risiko batu ginjal.
Ubi jalar kaya akan oksalat, yang meningkatkan risiko batu ginjal oksalat, jenis batu ginjal yang paling umum, menurut National Kidney Foundation.
Meski begitu, mencegah batu ginjal tidak hanya dengan mengurangi oksalat. Risiko terjadinya batu ginjal jenis ini dapat dikurangi dengan memadukan konsumsi ubi jalar dengan makanan tinggi kalsium, seperti yogurt atau keju.
Membantu mengikat kalsium dan oksalat tidak hanya pada organ ginjal, namun juga pada sistem pencernaan tubuh. Hal ini dapat mencegah terbentuknya batu ginjal 2. Mengubah warna kulit menjadi oranye
Vitamin A adalah nutrisi yang ditemukan dalam ubi jalar. Namun konsumsi berlebihan dapat menyebabkan perubahan warna kulit menjadi kuning-oranye, menurut National Institutes of Health.
Ini adalah kondisi tidak berbahaya yang disebut karotenoderma dan dapat diobati dengan menghindari makanan tinggi vitamin A untuk sementara. “Video: Amankah memberikan teh kepada anak?” Tonton videonya. (kna/kna)