Jakarta –
Kanker usus besar atau usus besar meningkat secara signifikan pada kelompok usia 20-30 tahun. Dokter saat ini masih mencari penyebab pasti kenaikan kasus tersebut, namun ada satu faktor yang diyakini menjadi faktor terbesarnya.
Sebuah tinjauan komprehensif terhadap lebih dari 3.000 penelitian menunjukkan bahwa partikel yang lebih kecil dari sebutir beras atau mikroplastik mungkin menjadi penyebab angka kanker usus besar pada kaum muda.
Para ilmuwan dari Universitas California, San Francisco (UCSF) mengatakan bahwa partikel-partikel yang tersebar ini pada akhirnya dapat menumpuk di organ tubuh dan menyebabkan kerusakan DNA yang tidak dapat diperbaiki. Hal ini menyebabkan peradangan kronis yang membunuh sel-sel sehat dan menyebabkan sel kanker tumbuh tidak terkendali.
“Mikroplastik pada dasarnya adalah polusi udara partikulat, dan kita tahu polusi udara jenis ini berbahaya,” kata profesor ilmu reproduksi UCSF, Dr.
Kanker usus besar adalah salah satu bentuk kanker yang paling cepat berkembang, terutama di kalangan orang Amerika yang berusia di bawah 50 tahun. Kasus-kasus ini dianggap sebagai kanker dini. Antara tahun 2010 dan 2030, jumlah penduduk berusia antara 20 dan 34 tahun diperkirakan meningkat sebesar 90 persen.
Ulasan tersebut, yang diterbitkan dalam jurnal Environmental Science & Technology, mengamati 3.000 penelitian yang dilakukan antara tahun 2018 dan 2024. Tim peneliti mengatakan meskipun sebagian besar penelitian dilakukan pada hewan, temuan ini mungkin berlaku pada manusia karena manusia dan hewan dapat memiliki efek yang sama.
Para peneliti juga menunjuk beberapa penelitian yang menunjukkan bahwa paparan mikroplastik dapat meningkatkan risiko perubahan struktural pada usus besar.
Misalnya, sebuah penelitian pada tikus pada tahun 2022 di Tiongkok menemukan bahwa tikus yang terpapar mikroplastik secara teratur menunjukkan “kelainan usus besar khusus”, seperti kerusakan pada dinding usus besar. Studi lain yang diterbitkan pada tahun yang sama menunjukkan bahwa paparan mikroplastik menyebabkan usus besar memproduksi lebih sedikit lendir yang membentuk lapisan pelindung di sekitar usus besar.
“Kami menyimpulkan bahwa paparan mikroplastik dapat berdampak buruk pada usus besar dan usus kecil manusia,” tulis para peneliti.
Mereka juga mengatakan bahwa menghirup mikroplastik dapat meningkatkan risiko kerusakan jaringan paru-paru dan menyebabkan peradangan kronis.
Mikroplastik ada dimana-mana di lingkungan, beredar di udara dan masuk ke tubuh manusia melalui kontak dengan makanan, air, dan tanah yang terkontaminasi. Mikroplastik juga dapat masuk ke aliran darah melalui pakaian sintetis dan produk pembersih.
Mikroplastik umumnya ditemukan pada botol dan wadah plastik, kosmetik, produk pembersih, dan makanan laut seperti kerang. Simak video “Video: Mengenal 2 Jenis Mikroplastik di Lingkungan Sehari-hari” (kna/kna)