Jakarta –
Konglomerat Pendiri Lippo Group Mochtar Riady menggelar pertemuan dengan Presiden ke-7 Joko Widodo (Jokowi) di Solo. Mochtar dan keluarganya berasal dari Lippo.
Pertemuan tersebut diumumkan Jokowi melalui postingan di akun Instagram @jokowi. Dalam penyerangan tersebut, Jokowi terlihat duduk berhadapan dengan keluarga Riady di meja panjang. Terlihat juga keluarga Mochtar Riady mengenakan baju batik kameka.
Saya menyambut baik kehadiran Pak Mochtar Riady, Pak James Riady, Pak John Riady dan keluarga mereka di rumah tersebut, kata Jokowi, dikutip dalam penyerangan, Jumat (13/12/2024).
Jokowi pun mengucapkan terima kasih atas kedatangan Mochtar Riady dan keluarga. Apalagi mengingat usia pendiri Grup Lippo yang kini sudah menginjak 95 tahun, perjalanannya di Solo terus berlanjut.
“Apalagi Pak Mochtar Riady yang sudah berusia 95 tahun, masih sehat dan masih berusaha istirahat di Solo. Terima kasih sudah datang, saya sangat mengapresiasi silaturahmi ini,” ujarnya tentang Jokowi.
Mochtar Riady dikenal sebagai pengusaha di Indonesia. Mochtar Riady merupakan salah satu orang terkaya di Indonesia yang mendapat julukan ‘Si Ajaib Pemasaran Bank’ karena berhasil menyelamatkan bank-bank besar dari kebangkrutan.
Berdasarkan catatan detikcom, Mochtar Riady lahir pada 9 Mei 1929 di Malang, Jawa Timur. Ia dikenal sebagai pengusaha dan bankir asal Indonesia yang mampu mengembangkan organisasi bisnisnya hingga ke luar negeri.
Beliau adalah pendiri dan Ketua Grup Lippo, yang dikelola oleh putranya, James dan Stephen.
Diambil dari website Lippo Group, Mochtar Riady mulai merambah dunia bisnis pada usia 22 tahun, dengan membuka dealer mobil di Jakarta pada tahun 1954. Dari situlah perjalanannya dimulai, dan keberhasilannya membawa Lippo Group menjadi satu. salah satu perusahaan terkemuka di Asia.
Tak lama setelah membuka usahanya, Riady terjun ke dunia perbankan. Menurut laporan Masyarakat Asia dan Republik Rakyat, antara tahun 1960-1971, ia mengubah kondisi buruk beberapa bank di Indonesia menjadi keuntungan besar. Mochtar mendirikan Panin Bank dengan menggabungkan empat bank sehingga menjadikannya bank swasta terbesar di Indonesia.
Pada tahun 1975, Riady memimpin Bank Central Asia (BCA) atas perintah Liem Sioe Liong, pendiri grup Salim. Dan ketika ditinggalkan pada tahun 1990, BCA memiliki nilai lebih dari Rp 7,5 juta dengan pendapatan tahunan Rp 53 miliar. Jumlah ini meningkat tiga kali lipat sejak pertama kali BCA masuk.
Dan pada tahun 1992, dengan bantuan Liem, ia mendirikan Lippo Bank bersama Hasjim Ning. Selama krisis keuangan tahun 1997, ketika banyak bank lain bangkrut, Lippo Bank tidak hanya bertahan namun juga mencapai pertumbuhan.
Dari kesuksesan tersebut, Riady mendirikan Lippo Group, sebuah grup bisnis yang tidak hanya mencakup banyak jasa keuangan tetapi juga mengkhususkan diri di bidang real estate, bisnis, pendidikan, dan pembangunan perkotaan.
Lippo Group telah berkembang menjadi kerajaan bisnis besar yang beroperasi di berbagai negara. Lippo telah menjadi salah satu perusahaan paling dihormati di Asia Pasifik.
Bagian lainnya adalah Lippo Karawaci yang dikenal di Indonesia sebagai kota unik yang memiliki gedung, kawasan komersial, universitas, dan rumah sakit.
Di bidang pendidikan, Riady mendirikan Sekolah Pelita Harapan dan Universitas Pelita Harapan di Indonesia. Beliau pernah menjabat sebagai direktur atau anggota dewan di beberapa institusi pendidikan tinggi, antara lain Universitas Indonesia, Universitas Xiamen di Tiongkok, Fulbright College of Arts & Sciences di University of Arkansas, dan South College. California, tempat Riady menjadi menteri luar negeri pertama.
Selain itu, Riady juga mendukung sistem pendidikan dan penelitian, beberapa karya amalnya antara lain Mochtar Riady Institute for Nanotechnology (MRIN), sebuah pusat penelitian kanker yang didirikan di Indonesia pada tahun 2006.
Simak Video “Video Suporter Golkar Ucap Senang Bertemu Jokowi: Banyak Dukungannya” (acd/acd)