Mangarai Barat –

Komodo purba dengan brutal menyerang penduduk Pulau Rinka Hamra (74) hingga terluka. Berikut kronologi lengkapnya:

Desa Kerora, warga Pulau Rinka, Desa Pasir Panjang, Taman Nasional Komodo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT) digigit komodo di gubuk kebun miliknya, Kamis malam (19/12/2024).

Wakil Kepala Polisi Komodo (Vakapolsec) Ipda Augustinus Stalin pun menjelaskan kronologis kejadian naas tersebut.

Dia menjelaskan, komodo menyerang Hamra setelah hewan buas tersebut gagal menyerang kucing tersebut.

“Saat korban berusaha mengusir komodo, ia menyerang kucing tersebut dengan bertepuk tangan dan berteriak,” kata Stalin, Kamis sore.

Kemudian kucing itu melompat ke atas atap gubuk tempat tinggal Hamra. Mengetahui keberadaan komodo di gubuknya, Hamra mengusir hewan buas tersebut.

Komodo lalu pergi. Beberapa saat kemudian, Komodo kembali ke gubuk. Tak sadar akan kedatangan kadal raksasa itu, Hamra pun digigit di kaki kirinya.

Saat itu, kucing tersebut melompat ke atas atap gubuk korban. Korban terus mengejar komodo hingga komodo tersebut melarikan diri. Korban menekuk kakinya dan beristirahat di dalam gubuk. Namun komodo berbalik dan menyerang komodo tersebut. korban,” kata Stalin.

Korban berusaha melarikan diri dengan cara melarikan diri, namun korban digigit sebanyak dua kali pada bagian ibu jari kiri dan kaki kiri, lanjutnya.

Stalin mengatakan bahwa Hamra berteriak minta tolong saat Komodo menyerang. Yang pertama mendengar teriakannya adalah suaminya yang langsung mendatangi gubuk tersebut. Istri Hamra kemudian berteriak minta tolong kepada warga lainnya.

Hamra kemudian dipindahkan ke Golo Mori menggunakan perahu nelayan. Dari Golo, Mori dipindahkan ke RS Komodo di Labuan Bajo dengan mobil Dinas Taman Nasional Komodo (BTNK).

Hamra saat ini dirawat di unit gawat darurat (IGD) rumah sakit tersebut. Kaki kirinya mendapat 39 jahitan. Hamra diberi suntikan anti tetanus dan anti bakteri.

——

Artikel ini diposting di detikBali. Saksikan video “Taman Nasional Komodo Ditutup Sementara Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif” (wsw/wsw)

By admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *