Manggarai Barat –
Langit Labuan Bajo suram dan berkabut. Nyatanya, pulau-pulau kecil di perairan Labuan Bajo sudah tidak ada lagi.
Kepala Stasiun Meteorologi Komodo Maria Patricia Christine Saran menegaskan, yang terjadi bukanlah kabut melainkan kabut asap. Fenomena ini terjadi di banyak daerah.
Fenomena cuaca berkabut ini tidak hanya terjadi di Abuan Bajo, tapi juga di Flores, Sumba, bahkan NTB, kata Maria dan Bali.
Kabut asap, jelas Maria, dapat diartikan sebagai kekeruhan udara yang disebabkan oleh partikel-partikel kecil sehingga mengganggu jarak pandang dan mengurangi kejernihan langit. Hal ini biasanya terjadi jika terdapat debu, asap, atau uap di atmosfer yang menghalangi cahaya.
Kabut asap disebabkan oleh kombinasi berbagai faktor, termasuk polusi udara, kebakaran hutan, dan abu vulkanik dari letusan gunung berapi yang melepaskan debu dan abu ke atmosfer.
Selain itu, kondisi cuaca seperti lapisan inversi dimana udara dingin terperangkap di bawah lapisan udara hangat, dapat mengganggu pergerakan vertikal polutan. Hal ini menyebabkan penumpukan partikel di dekat permukaan dan meningkatkan terjadinya kabut asap, kata dia. Maria. . .
Maria mengatakan, kabut asap yang terjadi saat ini diduga disebabkan oleh abu vulkanik Gunung Lutobi yang masih aktif dan menumpuk di udara. Namun hal itu hanya spekulasi tanpa landasan yang kuat, artinya tanpa data pendukung, ujarnya.
Ibu Maria mengatakan kabut hari ini mengganggu jarak pandang. Ketajaman penglihatan akan menurun. Selain itu, jarak pandang dengan peralatan pengamatan cuaca otomatis juga menunjukkan penurunan.
Menurut dia, fenomena kabut asap dapat mempengaruhi operasional penerbangan. Maria mengaku sudah melayangkan laporan kepada otoritas Bandara Internasional Komodo Laboan Bajo soal fenomena kabut asap tersebut. Namun, dia menekankan bahwa BMC tidak berwenang memutuskan apakah kabut asap akan mengganggu pekerjaan penerbangan.
Sighting atau pelaporan penampakan juga menjadi elemen penting dalam dunia penerbangan. Penurunan jarak pandang yang dilaporkan pasti akan mempengaruhi penerbangan.
Namun apakah mengganggu pergerakan pesawat atau tidak, itu bukan kewenangannya. Administrasi kami, BMKG, tegas Maria.
BMKG Komodo melaporkan informasi cuaca khusus penerbangan setiap 30 menit atau bila terjadi perubahan cuaca di luar jam pelaporan normal. Salah satu data cuaca yang dilaporkan pada penerbangan ini adalah visibilitas horizontal.
Kepala Unit Pengelola Bandar Udara (UPBU) Komodo Cppy Triono mengatakan, operasional penerbangan di Bandara Komodo hari ini tidak terdampak fenomena kabut asap. “Semua penerbangan normal,” kata Chaffey.
***
Artikel ini dimuat di website detikBali. Saksikan video “Video Kapal Penumpang Terbakar di Labuan Bajo” (bnl/bnl)