Jakarta –

Kecelakaan udara di Jeju pada Minggu (29/12/2024) merupakan tragedi mendalam bagi Korea Selatan. Peristiwa itu tercatat sebagai kecelakaan pesawat paling mematikan di Negeri Ginseng.

Jeju Air Boeing 737-800 meluncur tanpa roda pendaratan, kehilangan kendali dan tergelincir keluar landasan, kemudian menabrak dinding beton dan meledak serta terbakar di Bandara Internasional Muan sekitar pukul 09.05.

Pesawat lepas landas dari Bangkok dengan 181 penumpang, termasuk enam awak.

Hanya dua orang yang selamat dari kecelakaan itu. Keduanya adalah pramugari.

Seorang pejabat pemadam kebakaran seperti dikutip Yonhap News, Senin (30/12/2024), mengatakan, “Setelah pesawat menabrak tembok, penumpang terlempar dari pesawat. Peluang mereka untuk bertahan hidup sangatlah kecil.”

“Pesawat itu hampir hancur total dan sulit untuk mengidentifikasi korban tewas. Kami sedang dalam proses mengevakuasi jenazah, yang akan memakan waktu,” tambahnya.

Jeju Air adalah maskapai penerbangan bertarif rendah paling populer di Korea, terbang ke puluhan tujuan di dalam negeri dan di seluruh Asia.

Kecelakaan itu merupakan kecelakaan pesawat paling mematikan yang pernah terjadi di Korea Selatan dan kecelakaan paling mematikan ketiga yang melibatkan maskapai penerbangan Korea Selatan.

Pada tahun 1983, sebuah jet tempur Soviet menembak jatuh sebuah jet Korean Air setelah memasuki wilayah udara Rusia, menewaskan 269 orang di dalamnya. Pada tahun 1997, sebuah pesawat Korean Air jatuh di Guam, menewaskan 225 orang.

Sementara itu, 11 tahun lalu sebuah maskapai penerbangan Korea Selatan terakhir kali mengalami kecelakaan fatal. Pada tahun 2013, tiga orang tewas ketika sebuah pesawat Asiana Airlines jatuh saat mendarat di Bandara Internasional San Francisco.

Sementara itu, kecelakaan pesawat terparah di Korea Selatan yang melibatkan maskapai non-Korea adalah jatuhnya Air China pada tahun 2002, yang jatuh di gunung dekat kota Busan. Sebanyak 129 orang tewas dalam kejadian ini, dan 37 orang luka-luka. Saksikan video “Video: Warga Korsel Kaget dan Sedih atas Tragedi Pesawat Jeju” (fem/iah)

By admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *