Jakarta –

Penelitian dari Autonomous University of Barcelona baru-baru ini mengungkap risiko kontaminasi mikroplastik yang masuk ke dalam tubuh manusia, terutama dari teh celup yang terbuat dari bahan polimer.

Kunci tersebut dikatakan melepaskan jutaan atau triliunan nanoplastik dan mikroplastik. Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Chemosphere ini membandingkan kontaminasi berbagai bahan kantong teh, termasuk polimer nilon-6, polipropilen, dan selulosa.

Jadi semuanya tidak menjadi masalah. Apa saja cara untuk menghindarinya?

Dilansir IFL Science, para ahli Spanyol-Jerman menguji tiga kantong teh celup yang umum beredar di pasaran saat direndam pada suhu 95 derajat Celcius. 300 karung disiapkan. Kantong nilon dan polipropilen dijual terpisah. Kantong selulosa mengandung teh hijau dan dipisahkan serta dicuci sebelum pengujian.

Hasilnya, kantong teh polipropilen melepaskan 1,2 miliar partikel per mililiter, dengan diameter rata-rata 137 nanometer. Meskipun para peneliti menggunakan 300 kantong untuk setiap pengujian, masih ada lagi.

Kantong teh selulosa menghasilkan 135 juta partikel per ml, sedangkan rata-ratanya hampir dua kali lipat.

Sedangkan yang berbahan nilon-6 hanya mengeluarkan 8,18 juta partikel per ml.

Untuk mengidentifikasi berbagai jenis teh, beberapa teknik analisis lanjutan seperti pemindaian mikroskop elektron (SEM), mikroskop elektron transmisi (TEM), spektroskopi inframerah (ATR-FTIR), hamburan cahaya dinamis (DLS), laser Doppler. Velocimetry (LDV) dan analisis pelacakan nanopartikel (NTA) digunakan.

“Kami mampu menghadirkan polutan ini dengan cara baru melalui beberapa teknik baru, yang merupakan alat penting untuk memajukan penelitian mengenai dampaknya terhadap kesehatan manusia,” kata peneliti UAB, Alba Garcia.

Bagian-bagiannya telah direkam dan ditampilkan untuk pertama kalinya di berbagai jenis organ manusia untuk mengevaluasi interaksi dan kemampuan diagnostiknya.

Uji biologis menunjukkan bahwa sejumlah mikroplastik dan nanoplastik diserap dalam sel-sel penghasil lendir, dan partikel-partikel dalam inti sel yang mengandung materi genetik juga disertakan.

Hasilnya menunjukkan pentingnya peran saluran pencernaan dalam penyerapan polutan tersebut dan menekankan perlunya penelitian lebih lanjut mengenai dampak paparan kronis terhadap kesehatan manusia.

“Penting untuk mengembangkan metode pengujian standar untuk mengevaluasi polusi mikroplastik yang dilepaskan dari makanan plastik, dan untuk menetapkan kebijakan peraturan guna secara efektif mengurangi dan mengurangi polusi ini.”

“Seiring dengan terus berlanjutnya penggunaan plastik dalam kemasan makanan, masalah ini perlu diatasi untuk memastikan keamanan pangan dan melindungi kesehatan masyarakat,” tambah para peneliti. Tonton “Video: lihat dua jenis mikroplastik dalam kehidupan sehari-hari” (naf/kna)

By admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *