Jakarta –

Baik itu penjualan mandiri maupun bergabung dengan franchise, bisnis penjualan es teh semakin banyak berkembang di masyarakat. Peluang bisnis es teh ini begitu “manis” sehingga para pengusaha bahkan berhasil menjadikannya konglomerat.

Namun, tidak semua konglomerat tersebut sejak awal menjual es teh sebagai produk andalan. Ada beberapa pengusaha yang pertama kali memasuki pasar es teh Indonesia setelah berhasil mendirikan usaha sendiri. Namun produk es teh tersebut tetap terbukti menjadi salah satu lini penjualan perusahaan sehingga semakin sukses dan kaya raya.

Inilah daftar konglomerat penjual es teh yang dirangkum Detikcom. Keluarga Sosrodjojo – Sinar Sosro

Berdasarkan laman resmi Sinar Sosro, Kamis (5/12/2024), keluarga Sosrodjojo memulai usahanya pada tahun 1950-an di Slawi, Jawa Tengah, memproduksi dan menjual teh dengan merek Teh Cap Botol. Namun pada tahun 1960, Soegiharto Sosrodjojo dan saudara-saudaranya pindah ke Jakarta untuk mengembangkan usaha dan mempromosikan teh buatan Jakarta.

Agar sukses, keluarga Sosrodjojo saat itu tak segan-segan mengunjungi pusat-pusat keramaian, termasuk pasar tradisional, untuk menjual teh buatannya. Teh disiapkan langsung di sana, meski strategi yang digunakan saat itu tidak berhasil.

Belakangan, keluarga Sosrodjojo beberapa kali mengalami perubahan strategi pemasaran, hingga pada tahun 1969 muncul ide menjual teh siap minum dalam botol dengan nama Tehbotol Sosro. Nama tersebut berasal dari nama teh pertama mereka, Teh Cap Botol, dan keluarga pendirinya, Sosrodjojo.

Tak hanya namanya saja yang berubah, desain merek teh seduhnya juga berkali-kali mengalami perubahan. Desain versi pertama muncul pada tahun 1969, kemudian diubah lagi pada tahun 1972, dan pada tahun 1974 menjadi versi ketiga yang bertahan hingga saat ini.

Selain itu, kini konglomerat keluarga tersebut juga merambah ke bisnis franchise, sejak tahun 2007 bisnis franchise es teh manis. Bisnis waralaba ini dijalankan melalui merek Es Teh Poci, dengan lebih dari 8.000 anggota dan menjual lebih dari 30.000.000 cangkir per bulan.

Di situs resmi Es Teh Poci, franchise ini menawarkan berbagai paket penjualan mulai dari modal Rp 7 juta hingga Rp 19,98 juta. Dengan modal sebesar itu, masyarakat bisa membuka kedai es teh sendiri dengan peralatan dan bahan baku yang lengkap.2. Jogi Hendra Atmadja – Mayor

Jogi Hendra adalah pengusaha di balik kesuksesan Majora Atmadja, sebuah perusahaan yang bergerak terutama di sektor makanan dan minuman. Usaha ini memiliki produk minuman sejenis es teh dengan merek Teh Pucuk Harum.

Merek es teh Majora sudah digunakan sejak tahun 2011 dan digemari masyarakat. Dalam situs resmi perusahaan tertulis bahwa teh Pucuk Harum terbuat dari daun teh dan diproses dengan teknologi AST (Advanced Sterilizing Technology).

Namun sebelum sukses dengan produk es tehnya, Majora sudah lebih dulu dikenal sebagai produsen biskuit populer di Indonesia. Selain itu, perusahaan ini juga memiliki produk populer lainnya, seperti kopi Le Minerale.

Dalam catatan Detikcom, kesuksesan konglomerat ini bermula setelah Jogi Darmawan Kurnia dan Raden Soedigdo mendirikan PT Mayora Indonesia pada 17 Februari 1977 dengan memulai pabrik pertamanya di Jakarta, Tangerang, Banten.

Pada awalnya, kue kelapa Romawi adalah pahlawan perusahaan ini. Rasanya yang manis dan manis menjadi pilihan untuk minum teh. Belakangan, pada tahun 1980-an, perusahaan ini memproduksi penganan kopi pertama di Indonesia, Kopiko, yang langsung mencuri hati konsumen.

Setelah itu, perusahaan menciptakan merek-merek terkenal seperti Beng-beng, Astor, Choki-choki dan Torabika. Produk Majora tidak hanya dikirim ke Indonesia, tapi juga ke 90 negara. Setiap kali memperkenalkan produk baru, perusahaan selalu menggunakan slogan “Sekali lagi dari Majora”.

Saat ini beliau menjabat sebagai Komisaris Utama Jogi Mera. Bisnis tersebut diwariskan kepada ketiga anaknya, Andra Sukrendra Atmadja, Hendarta Atmadja, dan Wardhana Atmadja yang duduk di jajaran direksi.3. Chandra Djojonegoro – Kelompok orang tua

Chandra Djojonegoro juga merupakan salah satu pendiri Orang Tua Group yang sangat aktif di bidang produk makanan dan minuman. Usaha ini memiliki produk minuman sejenis es teh dengan merek Teh Gelas.

Menurut catatan Detikcom, Orang Tua Group merupakan salah satu perusahaan konglomerat ternama Indonesia milik Keluarga Djojonegoro. Sebelum menjadi sebesar sekarang, Orang Tua didirikan pada tahun 1948 oleh dua bersaudara Chandra Djojonegoro dan Chu Sok Sam.

OT memulai perjalanannya di Indonesia dengan minuman kesehatan tradisional bernama arak kolesom. Saat itu, penerimaan masyarakat terhadap produk ini sangat baik dan semakin meluas. Oleh karena itu, setelah pabrik pertama di Semarang, OT membangun pabrik kedua di Jakarta.

Pada tahun 1984, seiring dengan berkembangnya permintaan konsumen terhadap produk rumah tangga, OT memutuskan untuk memasuki bisnis barang konsumsi dengan berinvestasi dalam pembangunan beberapa fasilitas manufaktur dan unit bisnis baru. Pasta dan sikat gigi merupakan produk pertama yang diproduksi dengan merek FORMULA.

Singkat cerita, bisnis Orang Tua Group terus berkembang pesat. Inilah sebabnya ORANG TUA memutuskan untuk mengganti logonya pada tahun ini. Hingga saat ini, perusahaan terus mengembangkan dan memperluas bisnisnya.

Perusahaan konglomerat tersebut mulai memproduksi minuman kemasan dengan merek Teh Gelas pada tahun 2007. Saat itu, perusahaan hanya memproduksi produk es teh dalam bentuk cangkir.

Kemudian pada tahun 2013, Teh Gelas meluncurkan produknya dalam kemasan karton, dan pada tahun 2014, perusahaan meluncurkan kembali produk es tehnya dalam kemasan kaca, dan terus mengembangkan merek Teh Gelas hingga saat ini.4. Darmo Putro – GarudaFood

GarudaFood merupakan grup konglomerat yang memproduksi minuman es teh kemasan dengan merek Mountea. Namun berbeda dengan produk es teh konglomerat lainnya, produk Mountea hanya tersedia dalam wadah kaca.

Selain itu, Mountea GarudaFood juga meluncurkan rangkaian produk es teh dengan perpaduan rasa buah-buahan. Seperti jambu biji, apel merah, apel hijau atau kismis hitam.

Sementara itu, situs resmi perusahaan menyebutkan konglomerat ini dimulai pada tahun 1958 ketika Darmo Putro mendirikan PT Tudung di Pati, Jawa Tengah. Saat itu, perusahaan hanya fokus pada produk tepung tapioka.

Barulah pada tahun 1990 PT Tudung Putra Jaya merambah bisnis konsumen dengan menggunakan merek Garuda untuk produk kulit kacang tanah. Baru pada tahun 2004 perusahaan ini merilis produk es teh Mountea. (fdl/fdl)

By admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *