Jakarta –
Komunitas Integrasi Industri-Pendidikan Tiongkok-Indonesia atau Komunitas Pendidikan Industri Indonesia-Tiongkok resmi diluncurkan. Menteri Tenaga Kerja Yasirli menilai pembentukan komunitas yang terintegrasi dengan industri memberikan peluang penyerapan tenaga kerja lokal yang lebih besar.
Yasirli menyampaikan apresiasi atas terbentuknya Komunitas Industri dan Pendidikan China-Indonesia. Ia berharap kerja sama tersebut dapat menumbuhkan tenaga kerja Indonesia yang lebih terampil dan kompetitif di masa depan.
“Kami menyambut baik pihak swasta, perguruan tinggi, bahkan organisasi media yang berminat menjalin kemitraan guna menumbuhkan pendidikan yang berkualitas dan kompetitif demi masa depan Indonesia,” kata Yasirli dalam keterangan tertulis yang dikutip, Jumat (20 Desember). .
Ia menjelaskan, permintaan tenaga kerja industri Tiongkok di Indonesia cukup besar. Ia juga mengetahui bahwa kebutuhan industri di Tiongkok berbeda dengan kebutuhan industri di Indonesia saat ini.
Ia menilai pembentukan komunitas industri-pendidikan ini sebagai bentuk pertukaran industri dengan universitas profesional. Dengan begitu, informasi mengenai kebutuhan industri dapat sampai ke universitas.
“Bagi Indonesia, ini adalah kesempatan untuk melatih pekerja terampil untuk Tiongkok. Jika tidak, kami khawatir posisi tersebut akan diisi oleh pekerja non-Indonesia.”
Yasirli menegaskan, meski Tiongkok membutuhkan kemampuan spesifik yang berbeda dengan yang dimiliki Indonesia saat ini, Yasirli berharap dapat mengadakan pertemuan lanjutan untuk membahas secara detail kemampuan spesifik yang dibutuhkan.
“Bagaimana lembaga pelatihan kejuruan kita akan menanggapi tuntutan ini di masa depan? Beberapa orang mungkin memerlukan keterampilan yang memerlukan pelatihan berbulan-bulan atau bertahun-tahun. Jika permintaan tersebut spesifik pada beberapa keterampilan praktis, kita harus siap menghadapinya,” jelasnya.
Ia mengatakan, pembentukan komunitas ini merupakan langkah awal universitas profesional tersebut menjalin kerja sama dengan sejumlah perusahaan China yang berinvestasi di Indonesia. Sebab, ia melihat masih ada beberapa pekerjaan rumah yang harus segera diselesaikan ke depan, yakni perguruan tinggi harus mengevaluasi mata kuliah dan sistem pendidikan tinggi harus meresponsnya.
Pada saat yang sama, Hu Haibin, ketua Hong Kong Haibin Education Group dan pendiri komunitas, mengatakan bahwa acara ini merupakan tonggak penting bagi kedua negara untuk memperkuat kerja sama di bidang pendidikan kejuruan dan integrasi industri serta menciptakan tenaga kerja berkualitas tinggi. di masa depan.
Ditegaskannya, pembentukan komunitas tersebut bertujuan untuk memadukan pelatihan vokasi dengan kebutuhan industri di kedua negara. Untuk meningkatkan relevansi pelatihan vokasi dengan kebutuhan industri, kerja sama antara universitas vokasi di Indonesia dan perusahaan Tiongkok yang berinvestasi di Indonesia merupakan langkah pertama yang dilakukan.
“Komunitas ini akan mendorong peningkatan keterampilan tenaga kerja, menciptakan lapangan kerja berkualitas tinggi, dan memberikan kontribusi signifikan terhadap peningkatan kesejahteraan ekonomi masyarakat.” (Gambar/Gambar)