Jakarta –

Ribuan kurir perusahaan e-commerce multinasional Amerika Serikat (AS) melakukan aksi mogok selama beberapa hari terakhir.

Berdasarkan pemberitaan CNN International, Jumat (27/12/2024), aksi mogok tersebut terjadi di tengah musim liburan yang merupakan musim perusahaan e-commerce tersebut. Namun, keluarga Balder mengakhiri protes mereka pada Malam Natal lalu. Namun, International Brotherhood of Teamsters, serikat pekerja yang mengorganisir aksi ini, akan terus memenuhi tuntutan mereka.

“Jangan salah, Teamsters tidak akan pernah menyerah dan para pekerja tidak akan pernah berhenti memperjuangkan hak-hak mereka di Amazon. Tunggu saja kabar selanjutnya,” kata juru bicara serikat pekerja dalam keterangannya, dilansir Jumat (19/12/2024).

Apalagi, operasi ini hanya dilakukan di sembilan tempat. Dari Queens, New York hingga San Francisco dan mencakup lebih dari 10 fasilitas Amazon. Amazon mengatakan tidak ada operasi atau pengirimannya yang terpengaruh oleh tindakan tersebut.

Serikat pekerja tersebut mengklaim mewakili 7.000 pekerja Amazon di AS, atau kurang dari 1 persen dari total tenaga kerja perusahaan. Amazon adalah perusahaan swasta terbesar kedua di Negeri Paman Sam, dengan 740.000 pekerja dari 1.000 gudang dan pusat distribusi.

Para pekerja yang melakukan protes menuntut upah yang lebih tinggi dan tunjangan yang lebih baik di tengah keuntungan besar yang diperoleh raksasa belanja online tersebut dalam beberapa tahun terakhir. Amazon membukukan peningkatan laba yang besar pada kuartal ketiga, didukung oleh penjualan e-commerce yang kuat. Selain itu, para pekerja yang mogok juga memprotes kondisi kerja yang keras.

“Upah perlu ditingkatkan. Asuransi kesehatan perlu ditingkatkan. Kami memerlukan kondisi kerja yang lebih baik. Jika kami memiliki lebih dari 400 paket, kami memerlukan seseorang untuk membantu kami, mengantar kami,” kata Thomas Hickman, seorang pengemudi pengiriman Amazon di Georgia . katanya kepada CNN sebelumnya.

Namun, menurut serikat pekerja, Amazon menolak bernegosiasi dengan serikat pekerja. Amazon tidak menganggap kurirnya sebagai karyawan, meskipun mereka mengenakan seragam bermerek Amazon dan mengemudikan truk perusahaan.

Sebaliknya, perusahaan menyebut mereka sebagai “mitra layanan pengiriman”. Sebab, para pekerja menandatangani kontrak melalui perusahaan pihak ketiga yang independen.

“Saya ingin memperjelas, Teamsters tidak mewakili karyawan Amazon mana pun, meskipun mereka mengklaim sebaliknya. Semua tindakan Teamsters minggu ini adalah ilegal,” kata juru bicara Amazon Kelly Nantel kepada CNN.

Tonton juga video “Amazon berhasil menguji menggunakan drone”:

(rd/rd)

By admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *