Jakarta –

Beragam tanda tanya seputar Jeju Air, kecelakaan pesawat paling mematikan di Korea Selatan pada Minggu (29/12/2024). Para ahli meragukan dugaan awal bahwa hal itu disebabkan oleh serangan burung.

Melansir Reuters, Senin (30/12/2024), keraguan tersebut dipicu oleh beberapa fakta aneh terkait kecelakaan yang menewaskan 179 orang tersebut. Ini termasuk hal-hal seperti roda pendaratan yang hilang, pendaratan darurat, dan serangan burung.

Dalam video tersebut terlihat sebuah pesawat Jeju Air tergelincir di landasan pacu dan tidak mengerahkan roda pendaratannya hingga menabrak dinding beton. Pesawat itu meledak dan dilalap api.

“Pada titik ini, kita mempunyai lebih banyak pertanyaan daripada jawaban. Mengapa pesawat melaju begitu cepat? Mengapa sayapnya tidak terbuka? Mengapa roda pendaratannya tidak turun?” Pakar penerbangan dan mantan instruktur Akademi Angkatan Udara Italia Gregory Elgi berkata.

Saat ini, penyebab jatuhnya Jeju Air yang melibatkan Boeing 737-800 sedang diselidiki. Awalnya pesawat tersebut diduga jatuh akibat serangan burung dan cuaca buruk.

Wakil Menteri Transportasi Jo Jong-wan mengatakan tidak ada alasan untuk panjang lintasan 2.800 meter dan tembok di sepanjang lintasan dibangun sesuai standar industri.

Pakar keselamatan penerbangan dan pilot Lufthansa Christian Beckert mengatakan rekaman video menunjukkan sebagian besar sistem pengereman tidak diaktifkan. Hal ini menghasilkan banyak hal dan pendaratan yang cepat.

Beckert juga menduga serangan burung dapat merusak roda pendaratan saat masih terangkat. Jika burung terjatuh dengan roda di bawah atau saat lepas landas, maka akan sulit untuk menaikkan rodanya kembali. Namun, dia mengatakan penyelidikan akan memberikan gambaran yang jelas.

“Sangat-sangat jarang dan sangat tidak biasa jika tidak melakukan downshift, karena ada sistem independen dimana kita bisa downshift dengan sistem alternatif,” ujarnya.

Berdasarkan aturan penerbangan global, Korea Selatan akan memimpin penyelidikan sipil dan melibatkan Dewan Keselamatan Transportasi Nasional Amerika Serikat, tempat pesawat Boeing diproduksi.

Para ahli mengatakan kecelakaan udara sering kali disebabkan oleh berbagai faktor dan memerlukan waktu berbulan-bulan untuk menyimpulkan urutan kejadiannya.

Sementara itu, penasihat penerbangan Australia Trevor Jensen mengatakan layanan pemadam kebakaran dan darurat biasanya siap melakukan pendaratan darurat jika terdeteksi ada masalah. Namun kejadian ini berbeda dengan pendaratan.

Saksikan video “Video: Posisi Duduk Korban Kecelakaan Udara Jeju dan Benturan ke Dinding” (wkn/fem)

By admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *