Jakarta –

Koperasi Garam Inti Rakyat Indramayu mengeluhkan harga jual garam ke petani yang relatif rendah. Harga garam saat ini antara Rp975/kg (K1), Rp850/kg (K2), dan Rp750/kg (K3).

Ketua Koperasi Garam Inti Rakyat Amin Muhaimin mengaku mengeluhkan hal tersebut saat dikunjungi Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trengonon Krangkeng Gudang Garam Nasional (GGN), Indramayu, Jawa Barat.

“Ada satu keluhan dari produsen garam, yaitu harganya,” kata Amin usai berdialog dengan Trengono di GGN, Indramayu, Jawa Barat, Kamis (26/12/2024).

Ia mengungkapkan, hal tersebut membuat produsen garam memilih memproduksi garam untuk konsumsi dibandingkan untuk industri, karena garam industri memiliki umur simpan yang jauh lebih lama dibandingkan garam konsumen. Pada saat yang sama, kebutuhan rumah tangga petani harus segera dipenuhi.

“Sedangkan yang jadi persoalan, garam industri kalau kita ikuti, 15-20 hari bisa kita kumpulkan, sedangkan keluarga menunggu uang untuk makan,” ujarnya.

Sedangkan dengan menggunakan garam hanya membutuhkan waktu 5 hingga 7 hari untuk memasuki masa panen. Kebutuhan perut petani menjadi alasan mengapa produksi garam industri sangat sedikit. Hal ini seiring dengan adanya impor khusus garam industri dari pemerintah.

“Makanya ada impor. Caranya (mendorong produksi garam industri) adalah kesadaran. Artinya masyarakat petani mengikuti perkembangan zaman, kualitasnya perlu kita tingkatkan,” jelasnya.

Permasalahan kedua, kata Amin, adalah masalah air irigasi. Dia mengatakan, muara sungai banyak yang tersumbat saat musim kemarau. Akibatnya, banyak petani yang tidak bisa panen.

“Terkadang kami tidak mengumpulkan hasil panen selama seminggu penuh untuk mendapatkan air,” katanya.

Amin berharap pemerintah bisa segera mengatur pengairan air di sekitar danau. Selain itu, ia juga berharap pemerintah dapat menyediakan alat pomanisasi untuk meningkatkan produksi garam.

Selain itu, Amin juga berharap pemerintah bisa menyediakan geomembran berkualitas K2 berukuran 50 mikron yang saat ini banyak digunakan petani garam. Dengan geomembran tipis tersebut, Amin mengatakan, persiapan tanah hanya bisa dilakukan dua kali.

“Jadi kita rakit 2-3 kali dan ada yang bocor karena tipis sekali. Akhirnya kualitasnya berubah di KW2 dan KW3. Sedangkan daya 250 mikron ke 300 bertahan 5 sampai 6 tahun. Dan kualitasnya mantap, KW1,” tutupnya.

Saksikan juga video “Petani Garam Probolingo Tidak Bisa Panen Karena Cuaca Ekstrem”

(kil/kil)

By admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *