Jakarta –

Kementerian Ketenagakerjaan telah menetapkan target untuk memberikan pelatihan kerja kepada satu juta orang pada tahun 2025. Menurut Yaserli, Menteri Ketenagakerjaan, target tersebut meningkat lima kali lipat dibandingkan saat ini yang masih berkisar 200.000 orang per tahun.

Yasiarli mengatakan, pemerintah sudah memiliki sejumlah fasilitas seperti balai pelatihan vokasi dan balai pelatihan karir (BLK). Yaserli, meski ambisius, berharap tujuan tersebut bisa tercapai agar lebih menarik tenaga kerja.

“Sampai saat ini angka kita masih 200.000 orang per tahun. Saya sudah sampaikan, tahun depan 2025 kita ingin melatih 1 juta orang. 1 juta orang akan dilatih di balai profesi kita, balai pelatihan kerja, kita juga punya BLK sosial.” Ini merupakan angka yang sangat ambisius. Ini adalah tujuan kami.”

Untuk mencapai tujuan tersebut, terlebih dahulu perlu diuraikan kebutuhan tenaga kerja dan sumber daya manusia yang ada. Pasalnya, permasalahan ketidaksesuaian atau ketidaksesuaian antara jenis pekerjaan dengan kebutuhan pekerjaan seringkali menjadi kendala untuk tidak menarik terlalu banyak tenaga kerja yang ada.

Selama ini pemerintah telah memberikan segala macam pendidikan kepada masyarakat. Sayangnya, pelatihan ini tidak memenuhi kebutuhan industri.

“Saya sudah bilang, kita mulai dari demand-nya dulu. Kita petakan demand-nya, baru dari situ kita lihat kurikulumnya apa, sertifikasinya apa,” jelasnya.

Yaserli juga menyinggung permasalahan akses terhadap program ketenagakerjaan yang belum optimal. Misalnya Kementerian Ketenagakerjaan yang memiliki platform SIAPkerja untuk membantu mencari lowongan atau mempersiapkan diri bekerja, yang sayangnya belum diketahui masyarakat umum.

Di sisi lain, pemerintahan Prabowo Subianto juga menargetkan pertumbuhan ekonomi sebesar 8% yang berpedoman pada program prioritas seperti kemandirian pangan, hilirisasi, dan kemandirian energi. Kementerian Ketenagakerjaan menilai program ini sangat strategis dan siap membantu penyediaan tenaga kerja.

“Jadi kita konsen menyiapkan tenaga kerja yang mempunyai keterampilan yang diperlukan untuk ketiga hal itu. Nanti misalnya kita akan bicara soal kemandirian pangan, misalnya operator mesin pertanian. Kita sudah bicara dengan Kementerian Pertanian soal itu. Berapa Ya, itu 25.000 operator, jadi kami sedang mempersiapkan kursus pelatihan profesional agar mereka bisa mendapatkan sertifikasi.

Selain itu, Kementerian ESDM juga memandang era digitalisasi sebagai salah satu aspek yang perlu mendapat perhatian. Yasiarli berharap tenaga kerja Indonesia bisa mencapai level menengah ke atas untuk menarik minat pasar tenaga kerja asing.

“Secara paralel, kita juga ingin tujuan besar kita adalah meningkatkan produktivitas, karyawan kita juga mempunyai skill menengah hingga tinggi. Supaya luar negeri juga tertarik, kita tertarik dengan talenta digital Indonesia seperti apa yang dimiliki Yaserli di akhir, “Ada adalah sebuah peluang.”

Tonton juga videonya: Beriklan di pusat pelatihan kejuruan modern: bukan hanya TikTok

(ily/eds)

By admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *