Jakarta –
Menteri Koordinator Pangan Zulkifli Hassan (Zulhas) mengatakan bantuan pangan beras akan berlanjut pada Januari hingga Februari 2025. Total anggaran yang disiapkan untuk program tersebut sebesar Rp6 triliun.
Zulhas mengatakan, sebanyak 160.000 ton bantuan beras akan disalurkan kepada 16 juta keluarga penerima manfaat (BF) setiap bulannya. Kemudian, pada Januari hingga Februari 2025, akan dilaksanakan Program Harga dan Persediaan (SPHP) beras murah sebanyak 150.000 ton.
“Estimasi total 2 (anggaran) hampir Rp6 triliun. Sudah diterima dari BUN (Bendahara Negara),” kata Zulhas kepada wartawan saat rapat di Gedung DPR RI, Jakarta, Senin (12 Februari 2024).
Zulhas mengatakan, alasan subsidi dilanjutkan karena pada awal tahun 2025 produksi beras diperkirakan akan lebih sedikit dari kebutuhan masyarakat Indonesia. Bantuan bagi masyarakat menengah ke bawah diperlukan untuk menstabilkan harga dan pasokan beras.
“2021, 2022 Dibandingkan tahun 2023, produksi beras kurang dari 1,5 juta pada bulan Januari. Permintaan di bawah 2,6 juta.” . Oleh karena itu, Presiden memimpin pembahasan langsung dan kemudian memutuskan untuk memberikan bantuan pangan,” jelasnya.
Akibat limpahan pasar beras SPPHP Perum Bulog, stok diperkirakan akan berkurang. Oleh karena itu, pihaknya akan menyerap beras para petani dan panen besar diperkirakan terjadi pada Maret-April 2025.
“Sehingga cadangan Bulog akan berkurang dan kemudian terjadi panen besar pada bulan Maret hingga April. Bulog terpaksa membeli beras karena panennya di atas 300.000. Oleh karena itu, pada bulan Maret hingga Mei, Bulog akan membeli hampir 2 juta butir hasil pertanian,” imbuhnya.