Jakarta –
Kematian masih menjadi misteri karena tidak ada yang tahu kapan akan datangnya. Namun, mereka yang mendekati kematian seringkali memunculkan gejala lain, salah satunya adalah resonansi yang ‘aneh’.
Diambil dari IFScience and Healthline, suara ‘aneh’ ini disebut dengan kematian. Orang yang mengalami ‘kram kematian’ jarang sekali dibiarkan, bahkan kurang dari 24 jam.
Menurut Cancer Research UK, orang dengan kondisi ini lebih banyak tidur, sulit terjaga, dan tingkat kesadarannya perlahan menurun.
Kehilangan fungsi tubuh seperti kontrol usus adalah hal yang umum, perubahan dari jeda singkat dalam bernapas atau pernapasan Cheyne Stokes, yaitu bernapas dengan mulut terbuka.
Penyakit ini menimbulkan bunyi ‘jeritan kematian’, yang terdengar seperti suara geraman yang berasal dari belakang tenggorokan atau dada seseorang.
Kebisingan ini disebabkan oleh lendir dan air yang terkumpul di sekitar udara dan penderita bernapas melalui saluran tersebut sehingga menimbulkan bunyi. Ini bisa menakutkan karena kita tidak bisa mendengar seseorang bernapas seperti itu.
Namun, menurut pakar kesehatan Catherine Mannix, seseorang yang mengeluarkan suara ‘kematian’ mungkin sedang dalam keadaan sangat santai.
“Jeritan kematian agak membingungkan, karena tidak mungkin mendengar seseorang bernapas di bawah air, tetapi orang ini mengatakan kepada saya bahwa dia tidak tahu, mereka bebas, jadi mereka tidak mencoba untuk memperbaiki tenggorokannya. Beberapa tembakan di sana,” kata Catherine.
Apa yang bisa dilakukan jika seseorang melihat ‘ancaman kematian’?
Pada tahun tersebut Menurut sebuah penelitian pada tahun 2020, ‘krisis kematian’ ini dapat membuat keluarga atau orang yang dicintai merasa stres dan takut. Beberapa hal dapat dilakukan untuk mengurangi bunyi ‘aneh’ tersebut, seperti mengurangi cairan mulut, memberikan obat untuk mengeringkan sumbatan, seperti atropin atau gylcopyrrotal. Video: Rahasia Tetap Sempurna dalam Tilapia Saree Prime 5 Inci (dpy/suc)